BOGOR, KOMPAS.com - Terminal Baranangsiang sudah dialih kelola oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ) setelah berganti status menjadi Terminal Tipe A sejak 2016.
Namun, sampai saat ini, terminal yang berada di jantung kota hujan ini tak kunjung direvitalisasi.
“Sementara ini Baranangsiang belum ada renovasi, untuk pembangunan dari awal," ucap Kepala Terminal Baranangsiang Yusman saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (16/1/2024).
Terkait fasilitas di terminal, Yusman menyebut tidak ada perubahan yang signifikan.
Ia berharap renovasi di Terminal Baranangsiang dapat direalisasikan tahun ini.
Berdasar pantauan Kompas.com, Selasa (16/1/2023), sejumlah fasilitas Terminal Baranangsiang terbilang kumuh.
Jalanan di Terminal Baranangsiang berlubang sehingga menyebabkan kubangan ketika turun hujan.
Petunjuk informasi hanya ada untuk tujuan keberangkatan bus. Sedangkan ruang tunggu penumpang hanya ada di depan kantor Badan Pengelola Terminal.
Baca juga: Revitalisasi Terminal Bubulak Terus Ditunda, Pengelola Putar Otak Perbaiki Fasilitas
Sebagian bangunan di terminal sudah tua dan banyak asbes yang rusak. Beberapa kios juga tutup dan kondisi di lantai dua belakang terminal tampak tidak berpenghuni.
Ukuran terminal yang sempit membuat beberapa bus tidak mengetem dan hanya mengangkut serta menurunkan penumpang.
Sopir bus bernama Tris (64) mengeluhkan kondisi jalanan di sekitar terminal yang rusak.
Menurut dia, kabar renovasi sudah terdengar sejak lama. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda terminal akan diperbaiki.
"Kondisi jalanan jelek. Belum direnovasi, rencana sih bakal direnovasi, katanya," ucap Tris kepada Kompas.com, Selasa.
Tris mengatakan, sejauh ini jalanan berlubang hanya ditambal sehingga permukaannya menjadi tidak rata.
Baca juga: Kondisi Terminal Baranangsiang Kota Bogor Mengkhawatirkan
Ii (57), pedagang setempat menuturkan, terminal itu kian sepi karena penumpang lebih memilih moda transportasi lain.
Sepinya penumpang juga menyebabkan pendapatannya menurun.
"Dibilang nyaman ya enggak nyaman, soalnya penghasilannya menurun, enggak kayak dulu. Kalau dulu ramai, istilahnya Rp 400.000-500.000 dapat sehari, sekarang boro-boro Rp 100.000-400.000," ungkap Ii.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.