Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Grosir Bogor di Ujung Napas, Mencoba Bertahan di Tengah Kian Sepinya Pengunjung

Kompas.com - 29/01/2024, 07:26 WIB
Larissa Huda

Editor

Pemasukan yang tidak pasti, kata Burhanudi, sudah tentu tidak bisa menutupi biaya sewa kios.

"Karena memang berat, kebutuhan harus berjalan terus, sementara pemasukan berhenti, itu kan jadi problem besar sekali. Banyak yang tutup," ujar dia, Minggu (28/1/2024).

Pedagang bernama Rian (45) juga mengakui bahwa omzet penjualannya menurun. Akibatnya, dia menutup sembilan kios di PGB. Kini Rian hanya berjualan di dua kios.

Menurut Rian, semakin hari, pengunjung semakin sepi. Dampaknya, semua karyawan terpaksa dirumahkan. Para pedagang lebih memilih menjaga kiosnya seorang diri, tanpa ada bantuan pramuniaga.

"Toko di sini banyaknya enggak pakai karyawan karena pendapatannya tidak sesuai, mau cari penglaris aja kadang susah sekarang," ucap Rian.

Baca juga: Pembeli Kian Sepi, Pedagang di Pusat Grosir Bogor Tutup 9 Toko

Salah satu pengunjung bernama Irna (28) merasakan bahwa kondisi PGB saat ini sangat berbeda. Banyak pengunjung yang lebih memilih berbelanja di mal lain, di antaranya Botani Square atau Bogor Trade Mall (BTM).

"Sekarang sepi banget. Kemungkinan besar orang-orang lebih milih tempat belanja di Botani atau BTM yang emang dekat kan," ucap Irna.

Berupaya menyambung napas

Sejalan dengan penutupan toko, Rian pun terpaksa memberhentikan semua karyawannya demi menyambung napas usahanya.

Rian bahkan sampai menghabiskan uang tabungan dan menjual dua mobil pribadinya untuk menambah saat penyebaran Covid-19 mulai mereda.

Demi menarik perhatian pembeli, Rian juga rela banting harga.

Baca juga: Pusat Grosir Bogor Kian Sepi Pengunjung, Banyak Kios Tutup

“Kami kasih harga paling murah. Misal kami menjual baju di sini harga Rp 35.000, di mal lain malah dijual Rp 45.000,” ungkap Rian.

Sementara itu, Burhanudin terus menjaga relasi dengan pelanggan setianya agar bisnis penjualan baju batiknya tetap laku.

“Kalau saya ada langganan sedikit-sedikit, kalau ngandelin pembeli sehari-hari mah sepi,” ucap Burhanudin.

“Kami cari apa yang dibutuhkan pembeli. Karena punya pelanggan yang terikat mungkin bisa bertahan hidup karena ada langganan-langganan yang bikin baju,” sambung dia.

Ina mengungkapkan, untuk menambah pendapatan, ia juga berjulan secara online di beberapa marketplace. Ina memaksimalkan penjualan di toko daring saat barang dagangan di PGB kurang laku.

“Karena banyak yang beli online, saya juga menyesuaikan target pembelinya. Kalau di toko kondisi sepi, pendapatan enggak ada, ngikutin aja jualan di sana,” ungkap Ina.

(Tim Redaksi : Ruby Rachmadina, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com