Di atas tubuh Meriam Si Jagur, ada enkripsi yang berbunyi "Ex Me Ipsa Renata Sum".
Artinya, saya sendiri aku dilahirkan kembali.
"Ini maksudnya Meriam Si Jagur ini dibuat dengan meleburkan 16 meriam yang lebih kecil. Kemudian, dilebur dan dibuat satu meriam ini," kata Esti.
Hasil peleburan itu menjadi alasan meriam ini memiliki panjang 3,85 meter dan berat sebesar 3,5 ton.
Baca juga: Mengenal Little Bangkok, Pusat Ecer dan Grosir Baru di Tanah Abang
Di bonggol meriam ini, ada bentuk kepalan tangan yang jempolnya dihimpit oleh jari tengah dan telunjuk.
Bukan berarti mesum seperti yang diketahui orang pada umumnya, gestur ini berarti keberuntungan bagi Bangsa Portugis.
Gestur itu bernama "mano fico" atau "mano figa". Menurut bangsa Portugis, gestur itu merupakan simbol intuk menolak atau menangkal kejahatan.
"Arti dari simbol ini sebenarnya nasib baik atau keberuntungan bagi masyarakat Portugis. Meriam ini merupakan alat atau senjata untuk mengamankan dari serangan musuh, (simbol ini) diterapkan sehingga berarti nasib baik atau keberuntungan," papar Esti.
Sementara itu, bagi Bangsa Belanda konon gestur itu berarti kesuburan atau seksualitas.
"Mungkin itu sebabnya masyarakat kita punya persepsi (mesum) itu," ucap dia.
Beredar video di media sosial @jakartabarat24jam yang menayangkan seseorang mempertanyakan makna jempol terjepit pada bonggol Meriam Si Jagur, Senin (5/2/2024).
Merespons video itu, Esti mengatakan, sang perekam sebetulnya bisa bertanya kepada pemandu museum di lokasi.
"Kalau ada pertanyaan lebih lanjut, bisa ditanyakan ke teman-teman guide kami. (Mereka) bisa menjelaskan arti sebenarnya dari persepsi (seksual) itu," ujar dia.
Esti berpendapat, setiap koleksi memiliki cerita tersendiri. Sejarah itulah yang sebaiknya diketahui oleh masyarakat.
"Saya pikir sebenarnya enggak apa-apa (diletakkan di Taman Fatahillah). Setidaknya, (pengunjung bisa) mendapatkan informasi yang benar," tutur Esti.