Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan Jadi Penyebab Banyaknya Ular Naik ke Permukiman Warga di Tanjung Priok

Kompas.com - 25/03/2024, 12:23 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Regu Penyelamat Grup Ambon Pemadam Kebakaran (Damkar) Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), Tejo Sumilir mengatakan, musim hujan jadi penyebab banyaknya ular naik ke pemukiman warga.

"Karena lagi musim hujan dan habitat ular basah. Jadi, banyak yang naik ke permukiman warga," ujar Tejo saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (25/3/2024).

Ia menyampaikan, sejak bulan Januari evakuasi ular di permukiman warga di wilayah Tanjung Priok meningkat.

Baca juga: Ular Sanca 4 Meter Ditemukan di Permukiman Padat Penduduk Tanjung Priok

"Iya, dari Januari memang banyak (evakuasi ular)," sambungnya.

Tejo menjelaskan, selain musim hujan, penyebab banyak ular yang ditemukan di permukiman warga karena saat ini sedang memasuki masa berkembang biak.

Menurutnya, ular akan mengalami masa penetasan pada bulan Oktober sampai Desember.

Sementara untuk bulan Januari hingga kini, ular sedang mengalami masa berkembang biak.

Itulah yang jadi penyebab banyak ular masuk ke permukiman warga di wilayah Tanjung Priok belakangan ini.

"Jadi, Januari ini sedang maraknya berkembang biak," jelasnya.

Baca juga: Cegah Ular Naik ke Permukiman, Damkar Imbau Warga Tak Menumpuk Barang di Rumah

Jenis ular yang banyak ditemukan di permukiman warga adalah sanca berukuran panjang dan besar.

Oleh sebab itu, Tejo meminta kepada warga Tanjung Priok untuk melapor ke Damkar saat menemukan hewan berbahaya, salah satunya ular.

Supaya ular tersebut tidak bersarang di permukiman warga dan bisa dikembalikan ke habitatnya.

"Akan kami serahkan ke dinas terkait kak, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) atau juga biasa kita berikan ke pecinta reptil yang nantinya ular tersebut bisa di lepaskan ke habitatnya," tutup Tejo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com