JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria yang enggan diungkapkan identitasnya menyediakan paket nasi untuk berbuka puasa dengan harga Rp 2.000.
W yang merupakan keponakan pria tersebut mengungkapkan, ini merupakan kegiatan bersedekah yang diinisiasi oleh pamannya.
“Seorang Hamba Allah. Dia enggak mau disebut. Ya ingin berbagi saja. Mungkin, Hamba Allah ini dikasih rezeki lebih atau apa, dia percaya konsep sedekah,” ujar W saat ditemui Kompas.com, Senin (25/3/2024).
“Kalau misalnya dikasih begitu saja, kan enggak kelihatan. Kalau begini, kan kelihatan mana yang benar-benar membutuhkan atau enggak. Ya biar sama-sama makan saja sih, bareng-bareng,” kata W melanjutkan.
Baca juga: Potret Warga Antre Beli Paket Buka Puasa Rp 2.000, Dapat Nasi Plus 3 Macam Lauk
W menolak kegiatan ini disebut jual beli nasi bungkus murah karena tidak sesuai dengan konsep Hamba Allah.
“Sebenarnya, lebih ke mengajak mereka (warga) beramal juga melalui Rp 2.000 ini. Maksudnya, yang bekerja ini kan butuh tenaga,” ucap W.
Dalam kegiatan ini, Hamba Allah dibantu oleh delapan orang. Mereka adalah petugas parkir, penjual warung kelontong, pemilik warung kopi, dan lain-lain yang mencari nafkah di Jalan Pasar Baru Selatan.
“Maksudnya, yang kerja (delapan orang) ini kan butuh tenaga, lelah. Meski hanya Rp 2.000, kalau uangnya dikumpulkan, menjadi berarti bagi mereka (delapan orang ini),” ungkap W.
Dengan kata lain, W menekankan, uang Rp 2.000 per orang untuk satu nasi bungkus ini tidak diambil oleh Hamba Allah. Melainkan dibagi rata untuk delapan pekerja tersebut.
“Iya, bukan untuk si Hamba Allah ini. Jadi, enggak diambil buat bikin nasi lagi, enggak. Mereka kan yang bantu. Jadi nanti sebulan sekali, enggak seberapa sih, tapi dari hasil ini, dibagi-bagi. Buat uang capek. Konsepnya beramal untuk beramal,” tutur W.
Dengan memilih jalan ini, W mengungkapkan, Hamba Allah percaya bahwa setiap uang yang didapatkan dari keringatnya sendiri bukan sepenuhnya milik pribadi, melainkan ada rezeki orang lain di dalamnya.
“Jadi, kita ya berbagai. Agama apa pun, diajarkan kayak gitu. Mereka (warga) juga kita ajarkan memberi. Walau pun mereka enggak mampu, tapi masih bisa bersedekah kok dengan Rp 2.000,” tegas W.
W mengatakan, kegiatan ini sudah berlangsung selama tujuh tahun terakhir.
Kendati demikian, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Hamba Allah terpaksa berhenti menjalankan kegiatan ini selama dua tahun.
Ia menjelaskan, pada awalnya Hamba Allah mengkhusukan kegiatan ini untuk warga Pasar Baru yang kurang mampu.