Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Tetangga Soal S, Ibu yang Jual Cerita Anak Sakit untuk Menipu Para Dermawan

Kompas.com - 30/03/2024, 17:26 WIB
Tria Sutrisna,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Jalan Lingkungan III, Tegal Alur, Jakarta Barat, cukup mengenal sosok S yang menjual cerita anak sakit, untuk menipu dan mendapatkan donasi.

Warni, warga RT 02 RW 03 mengungkapkan bahwa S bukanlah warga baru di kawasan Jalan Lingkungan III.

Dia sudah lama tinggal di kawasan tersebut, meski kerap berpindah-pindah kontrakan.

“Sudah lama di sini, memang sering pindah-pindah kontrakan. Tapi ya sekitar sini terus,” ujar Warni, Sabtu (30/3/2024).

Baca juga: Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Bukan tanpa sebab S acap kali berpindah dari kontrakan ke kontrakan. Salah satu faktornya, karena S diketahui kerap tak membayar uang sewa.

Di sisi lain, kata Warni, S selalu mengaku kepada warga bekerja di penyedia jasa catering dan mempunyai penghasilan yang cukup.

“Di kontrakan yang sekarang juga, yang punya udah nanyain mulu. Belum bayar full (buat sebulan). Tapi kan kita mah tetangga enggak tau-tauan dah dia ke mana. Dia juga ngakunya kan punya duit kerja di catering,” kata Warni.

Sementara itu, warga lain berinisial MY mengaku tak heran jika S terjerat dugaan penipuan sang anak.

Sebab, S disebut-sebut juga pernah menipu sejumlah warga soal pembelian minyak murah.

Dalam kasus itu, S mengkoordinir warga untuk bisa membeli minyak dengan harga murah. Namun, minyak tersebut tak kunjung diserahkan, meski warga sudah membayar.

“Saya gembrakin saja, balik tuh duit saya separuhnya. Warga yang lain mah sama sekali enggak kembali. Ngakunya mah banyak duit,” ucap MY.

Baca juga: Menelusuri Keberadaan S, Terduga Penipuan yang Jual Cerita Anak Sakit Keras

Wakil Ketua RT 02 RW 03 Tegal Alur Gunadi membenarkan adanya kasus pembelian minyak murah yang disebabkan oleh S di lingkungannya.

Kasus tersebut akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

Meski begitu, Gunadi tak menampik jika S kerap membuat resah warga.

Salah satunya soal dugaan penipuan bermodus menjual cerita anaknya, R yang sakit agar mendapatkan donasi dari para dermawan.

“Si R, kayak enggak sakit. Beda ceritanya sama yang si S ceritain ke orang-orang, katanya sakit kanker otak, dan sebagainya,” ujar Gunadi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

Menurut Gunadi, pihak RT mendapatkan aduan bahwa S pernah melakukan dugaan penipuan serupa di beberapa rumah sakit.

Tak sampai di situ, modus cerita soal R sakit juga dijalankan S di sekolah sang anak.

"Ternyata informasi ke RT ini dia sasarannya rumah sakit. Pernah juga di sekolah si R. Bilangnya R sakit, enggak punya anus, enggak karuan deh bilangnya," ungkap Gunadi.

"Akhirnya ya enggak terbukti, dan diberhentikan karena bikin resah kan. Kasihan anaknya jadinya," sambung dia.

Baca juga: Ibu yang Jual Cerita Anak Sakit Keras Diduga Menipu, Pengurus RT Ungkap Hal Janggal

Sebagai informasi, dugaan penipuan itu mencuat setelah akun @telimsartan mengunggah video Suherna yang mendampingi anaknya, R di rumah sakit.

S terlihat menemani sang anak yang duduk di kursi roda di depan ruang farmasi rumah sakit.

S mencoba menenangkan anaknya yang terus memukul kepalanya sendiri. R yang diselimuti sarung juga tampak menangis di atas kursi roda tersebut.

Pemilik akun, Arini (27) mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (20/3/2024) lalu di salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Pusat.

“Saya lagi duduk di depan farmasi di rumah sakit tersebut. Habis itu si ibu S ini minta tolong sama saya, sama satu teman saya, minta tolong pesenin Grab buat pulang,” kata Arini saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/3/2024).

Baca juga: S Dikenal Sering Jual Cerita Anak Sakit Keras Demi Uang, Padahal Sehat-sehat Saja

Menurut dia, kala itu R duduk di kursi roda milik rumah sakit. Sambil menunggu taksi online yang dipesankannya tiba, S kemudian bercerita bahwa anaknya belum lama menjalani operasi bypass jantung.

“Saya kaget dong, anak sekecil itu kok bisa sampai operasi bypass jantung. Belum ada pertanyaan yang lain si ibu ini langsung nyerocos (katanya) ‘R juga gagal ginjal Mba, jadi saya ke sini satu minggu tiga kali bolak-balik buat cuci darah’,” ujar Arini menirukan percakapannya dengan S.

Kepada Arini, S mengaku membutuhkan uang Rp 300.000 untuk membeli kursi roda bekas. Namun, S tak mampu lantaran pekerjaannya hanya sebagai kuli di pasar.

Arini yang iba lantas berpikir untuk membuka donasi kepada teman-temannya untuk membantu R.

“Memang dia setiap kali ada pertanyaan kursi roda yang di highlight sama dia Rp 300.000-nya ini. Tetapi saya itu pengen lebih dari itu bantunya,” ucap dia.

Baca juga: Melihat Kontrakan Ibu yang Jual Cerita Anak Sakit untuk Menipu, Tak Dikunci dan Terbengkalai

Berbekal informasi dari sekuriti bahwa R merupakan pasien, Arini akhirnya percaya dengan perkataan S.

“Saya langsung open donasi sama teman-teman saya. Terkumpul dua hari itu sekitar Rp 2 juta,” tutur Arini.

Ia pun langsung mendatangi kediaman S yang berada di lantai dua sebuah kontrakan kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Betapa terkejutnya Arini, ketika sampai di sana melihat R yang sebelumnya hanya terkulai lemas, berlarian ke sana ke mari.

“Saya ketemu tetangganya, dan tanya soal R yang sakit tetapi katanya anak S sehat. ‘Aktingnya keren juga’ yang pertama kali keluar dari mulut tetangganya ini,” jelas Arini.

Di sinilah, Arini menyadari dirinya hampir ditipu oleh S. Ketika ia berbincang dengan S, pelaku masih terus berbohong. S menuturkan, R tengah dirawat di rumah sakit berbeda dan dijaga saudaranya.

Padahal, kebohongan S sudah terendus oleh Arini. Lantaran sudah ketahuan, S terus berdalih dengan mengaku sedang mengidap hepatitis B, untuk mendapatkan uang donasi dari Arini

“Bolak-balik RS Darmais katanya, takutnya yang diderita kanker dan butuh biaya. Terus dia bilang lagi kalau R sebenarnya memang punya penyakit kanker otak, ginjalnya cuma satu dari lahir, sudah terlalu ngalor-ngidul,” papar Arini.

Dia kemudian menyampaikan bahwa uang donasi yang terkumpul tidak akan diberikan kepada S. Ia tak ingin mengecewakan para donatur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com