Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemudik Habiskan Rp 164.000 dari Palembang ke Yogyakarta, Sempat Jadi Penumpang Ilegal dan Dibawa Sekuriti

Kompas.com - 17/04/2024, 08:10 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemudik bernama Irham (25) dan Erwin (22) mengaku hanya menghabiskan uang sebesar Rp 164.000 dari kampung halamannya di Palembang menuju ke tempat rantaunya di Yogyakarta.

"Kalau ditotal cuma Rp 164.000 habisnya," ucap Irham ketika berbincang dengan Kompas.com, Selasa (16/4/2024).

Irham bercerita, perjalanan dimulai dari ia dan Erwin yang ingin singgah dulu di Bandar Lampung untuk bersilahturahmi dengan sang guru yang sudah lama tidak bertemu, sebelum pulang ke Yogyakarta.

Irham dan Erwin berniat untuk naik bus dari daerah Lubuklinggau, Sumatera Selatan, menuju ke Bandar Lampung.

Baca juga: Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Saat tengah menunggu bus, salah seorang sopir travel menghampiri Irham dan Erwin yang sedang berada di pinggir jalan.

"Tiba-tiba ada orang yang nyamperin aku, di mana dia adalah sopir travel. Aku enggak kenal dia, tapi dia kenal aku, karena dulu bapak aku sopir travel," sambungnya.

Sopir travel itu pun menawarkan tebengan kepada Irham dan Erwin secara gratis sampai ke Bandar Lampung, karena tujuannya sama.

Mendapatkan tebengan itu, membuat Irham dan Erwin irit ongkos sebesar Rp 400.000 masing-masing.

Usai bersilaturahmi ke rumah guru pada Senin (15/4/2024), mereka berniat untuk melanjutkan perjalanan dari Bandar Lampung ke Stasiun Pasar Senen dengan menaiki bus.

Namun, setibanya di Pelabuhan Bakauheni, Irham dan Erwin melihat antrean bus yang hendak menyeberang mengular panjang karena saat itu sedang arus balik.

Baca juga: Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya Reschedule Jadwal Keberangkatan

Akhirnya, Erwin dan Irham memutuskan untuk naik kapal secara mandiri saja tanpa naik bus.

"Terus aku dikasih tahu sama Erwin udah mending enggak usah naik bus dari Lampung. Tapi, kita ngeteng aja, dan naik kapal secara mandiri bayar Rp 22.000 dari Bakauheni ke Merak itu perjalanan tiga jam," jelasnya

Mereka sampai di Merak sekitar pukul 24.00 WIB. Keduanya berniat mau langsung melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen dengan kereta api lokal.

Namun, karena sudah terlalu larut malam, kereta api lokal dari Merak pun sudah tidak ada. Kereta baru ada lagi pukul 05.00 WIB pada Selasa (16/4/2024) dengan tujuan Rangkasbitung.

Akan tetapi, tiket KRL di jam itu sudah habis. Erwin dan Irham pun sempat kebingungan, karena jika tak naik kereta dari Merak pagi itu, mereka akan tertinggal kereta api menuju Yogyakarta dari Pasar Senen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com