Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Lama di Tanah Perantauan, Masa Pulang Kampung Enggak Bawa Oleh-oleh?”

Kompas.com - 17/04/2024, 20:07 WIB
Baharudin Al Farisi,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemudik bernama Subaidi (32) tak enak hati apabila pulang ke kampung halaman tidak membawa buah tangan.

Dengan begitu, dia menyiapkan berbagai macam oleh-oleh untuk saudara di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Tapi ini selama di (tanah) perantauan, masa pulang dengan tangan kosong? Otomatis, kalau di kampung kan, banyak tetangga yang datang. Paling tidak, adalah (oleh-oleh) buat mereka,” ungkap Subaidi saat ditemui Kompas.com di Terminal Pondok Cabe, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Cerita Pemudik Habiskan Rp 164.000 dari Palembang ke Yogyakarta, Sempat Jadi Penumpang Ilegal dan Dibawa Sekuriti

Meski Hari Raya Idul Fitri sudah lewat satu pekan, suasana Lebaran di kampung halaman Subaidi, katanya, masih terasa.

“Kalau masalah bagi-bagi begitu, bukan karena THR saja. Karena baru dari Jakarta, buat oleh-oleh, bukan istilah THR. Ya bagi-bagi saja,” timpal kakak Subaidi, Jahrani (44) yang juga baru mudik setelah satu pekan Lebaran bersama adiknya.

Menurut Subaidi, kegiatan bagi-bagi oleh-oleh dari perantau yang baru tiba di kampung halaman merupakan kegiatan yang wajar.

“Kalau baru pulang dari perantauan, terus kita tidak bawa oleh-oleh, kayak gimana gitu, istilahnya tidak enak,” ucap Subaidi.

Saat ditanya apakah dia akan malu apabila pulang kampung dengan tangan kosong, Subaidi membantahnya.

“Malu sih enggak, cuma enggak enak saja sih sama tetangga. Apalagi statusnya kan sudah punya warung sendiri,” ujar Subaidi.

Baca juga: Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya Reschedule Jadwal Keberangkatan

Subaidi, Jahrani, dan dua saudaranya sudah tidak pulang kampung selama satu tahun.

Alih-alih menghindari kemacetan, alasan baru bisa pulang kampung hari ini karena usaha warung sembako Madura mereka masing-masing yang berlokasi di Tangerang Selatan tidak bisa tutup.

“Kami kan usahanya di sini warung sembako Madura, kami kan pulang juga tunggu pengganti (anak buah). Istilahnya, kita pulang kampung bukan tutup usaha, kita tunggu gantian yang jaga,” kata Subaidi.

“Yang jaga (pengganti) itu kan biasanya pengin Lebaran di rumah dulu (kampung halaman). Kita sebagai pemilik yang mengalah. Rela lebaran di sini dulu. Baru, setelah Lebaran, kita pulang,” ucap Subaidi melanjutkan.

Oleh karena itu, keempat saudara itu terpaksa menunggu pengganti untuk berjaga di warung sembako mereka masing-masing.

Katanya, sang karyawan yang juga merupakan saudara atau kerabat mereka baru tiba di Tangerang Selatan dua hari lalu.

“Soalnya enggak mungkin ditutupkan (warungnya),” ujar Subaidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com