JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai upaya mencari titik terang kasus junior tewas dianiaya senior di Sekolah Tinggi Imu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara sedang dilakukan polisi, mulai dari pra-rekonstruksi hingga pendalaman peran para saksi.
"Para saksi ini perannya apa, kita masih mendalami, supaya kita lebih tahu lagi siapa saja yang ada di kamar mandi (tempat kejadian perkara meninggalnya Putu)," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian pada awak media di STIP, Senin (6/5/2024).
Jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara menggelar pra-rekonstruksi itu pada Senin (6/5/2024) dengan menghadirkan pelaku utama yakni Tegar Rafi Sanjaya (21) dan sekitar 12 hingga 13 orang saksi lainnya yang merupakan taruna STIP tingkat satu dan dua.
Baca juga: Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi menjelang proses pra-rekonstruksi, Tegar datang didampingi Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara Hady Siagian sekitar pukul 11.55 WIB.
Ia mengenakan baju oranye bertuliskan tahanan, celana pendek hitam, dan masker ski berwarna hitam.
Baca juga: Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...
Tegar tertunduk malu saat harus melewati barisan para taruna tingkat satu yang sedang menunggu jemputan di depan gedung utama (lobi) STIP.
Beberapa taruna ada yang mencoba mengabadikan momen kedatangan Tegar. Namun, pihak kepolisian meminta untuk menghapusnya.
"Siapa yang tadi foto? Hapus hapus fotonya," ucap seorang polisi yang mengawal kedatangan Tegar.
Pra-rekonstruksi digelar tertutup selama kurang lebih empat jam di toilet pria lantai dua STIP.
Awak media tidak bisa ikut meliput dan hanya diperbolehkan menunggu di depan gedung utama.
Pra-rekonstruksi dilakukan guna mendukung penyelidikan polisi dalam mengembangkan kasus ini.
Baca juga: STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior
Polisi ingin mengetahui secara runut dan jelas bagaimana peristiwa nahas yang menimpa Putu Satria Ananta Rustika (19) itu terjadi.
Melalui pra-rekonstruksi ini, pihak kepolisian juga berharap ada petunjuk apakah yang menyebabkan kematian Putu hanya Tegar saja atau memang ada pelaku lainnya.
"Nanti kita sampaikan nanti (pelaku bertambah). Itu kita masih meriksa sebatas saksi," sambung Hady.
Belasan taruna yang menjadi saksi dan dihadirkan dalam proses pra-rekonstruksi juga ikut dibawa ke Polres Metro Jakarta Utara usai pra-rekonstruksi.
Satu per satu mereka berlarian dari gedung utama masuk ke mobil untuk menghindari sorotan kamera awak media.
Pihak kepolisian akan meminta keterangan lebih lanjut usai pra-rekonstruksi kepada para saksi tersebut.
Dengan keterangan para saksi, polisi bisa lebih mudah membuka kasus ini secara terang benderang.
Usai kejadian nahas yang menimpa Putu Jumat (3/5/2024) lalu, sejak Senin (6/5/2024) seluruh taruna tingkat satu STIP dipulangkan ke rumah masing-masing.
Mereka akan menjalani kegiatan belajar dari rumah selama satu minggu.
"Iya dipulangkan jadi belajar dari rumah," kata salah seorang taruni asal Kalimantan yang tak mau disebut namanya kepada Kompas.com pada Senin (6/5/2024).
Pantauan Kompas.com di lokasi, para taruna tingkat satu mulai meninggalkan kampus sejak pukul 09.00 WIB.
Baca juga: Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior
Beberapa ada yang pulang dengan taksi online, beberapa lagi ada yang dijemput orangtuanya.
Namun, kegiatan belajar dan mengajar di STIP masih tetap dilakukan seperti biasa khusus untuk semester 7 dan 8.
"Yang ada di sini cuma semester 7 dan 8. Sementara tingkat 2 itu praktik (di laut)," pungkas petugas keamanan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.