Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Kompas.com - 16/05/2024, 13:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Jakarta Timur Kombes (Pol) Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pihaknya akan menelusuri dugaan oknum polisi yang menerima uang setoran dari pengatur jalan liar atau "pak ogah" di persimpangan Jalan Raya Cakung-Cilincing.

Menurutnya, perilaku oknum polisi yang demikian merupakan bentuk penyimpangan dan pelanggaran hukum. 

“Komitmen kami yakni, kami akan menindak tegas dan memberantas oknum anggota Polri yang berperilaku menyimpang dari aturan hukum yang berlaku sesuai dengan data dan fakta yang benar,” tegas Nicolas saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/5/2024).

Senada dengan Nicolas, Kapolsek Cakung Komisaris Polisi Panji Ali Candra menyebut, pihaknya akan menindaklanjuti dugaan ini. Ia memastikan bakal menindak tegas oknum polisi yang kedapatan menerima uang setoran dari pengatur jalan liar.

"Akan kami telusuri dan cross check kepada anggota di lapangan. Apabila terbukti, maka kami akan melaporkan kepada pimpinan agar oknum tersebut mendapatkan punishment,” tegas Panji melalui pesan singkat.

Baca juga: Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati Pak Ogah hingga Oknum Polisi

Sebelumnya diberitakan, persimpangan antara Jalan Raya Cakung-Cilincing dan Jalan Raya Bekasi, Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, merupakan ladang uang bagi pengatur jalan liar atau "pak ogah" bernama Bambang (bukan nama sebenarnya).

Lebih dari 1.000 kendaraan, baik truk bertonase besar maupun kendaraan pribadi, melintas di daerah yang populer disebut Persimpangan Jalan Baru itu setiap harinya.

Tugas Bambang sederhana. Membantu menyeberangkan setiap kendaraan dari satu ruas jalan ke ruas jalan lainnya.

Dari jasanya itulah ia menerima upah dengan nilai beragam, mulai dari Rp 500 hingga Rp 5.000 per kendaraan.

"Penghasilannya lumayan. Di sana kan banyak kendaraan (truk) dari arah Cilincing ke Tanjung Priok. Biasanya mereka ngasih Rp 2.000, kadang Rp 5.000," ungkap Bambang saat berbincang dengan Kompas.com di sela kegiatannya, Rabu (15/5/2024).

"Kalau mobil pribadi ada, tapi jarang. Paling ngasih Rp 500, kadang Rp 1.000, atau kadang malah enggak ngasih," lanjut dia.

Bambang tidak sendirian. Ia menyebutkan, setidaknya ada 16 orang pengatur jalan liar atau yang populer disebut "pak ogah'" di titik tersebut dan bekerja secara bergantian.

Bambang beroperasi antara satu hingga tiga jam di sore hingga malam hari. Total, ia bisa mendapatkan Rp 200.000 dari sana.

Ia menyebut jumlah pendapatan rekan seprofesinya yang beroperasi pada jam-jam sibuk dipastikan lebih besar.

Uang tersebut tidak dinikmati sendirian. Bambang menyetor Rp 100.000 ke oknum polisi setempat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Megapolitan
Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Megapolitan
Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Megapolitan
Warga Minta Heru Budi Cek Langsung ke Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah Maling

Warga Minta Heru Budi Cek Langsung ke Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah Maling

Megapolitan
Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com