Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Kompas.com - 22/05/2024, 20:24 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pelindungan Anak (KPAI) mengungkapkan, kasus kekerasan seksual terhadap anak saat ini mengalami peningkatan.

Dari 1.800 pengaduan pada 2023 terkait Pemenuhan Hak Anak (PHA) dan Perlindungan Khusus Anak (PKA), tercatat kasus kekerasan seksual menjadi yang tertinggi untuk klaster PKA.

"Kasus kekerasan seksual itu yang tertinggi atau hampir 60 persen dari jumlah seluruhnya anak yang membutuhkan perlindungan khusus," kata Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah saat ditemui usai acara serah terima jabatan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), di Kantor LPSK, Jakarta Timur, Rabu (22/5/2024).

Baca juga: Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Adapun klaster PKA mencakup beberapa jenis atau bentuk kekerasan terhadap anak, salah satunya anak menjadi korban kejahatan seksual.

Menurut Ai, kekerasan seksual pada anak meningkat dalam satu tahun terakhir ini. Padahal sebelumnya, kekerasan fisik yang selalu menjadi kasus yang paling banyak dilaporkan kepada KPAI.

Sementara itu, peningkatan kasus kekerasan seksual juga dicatat dalam Laporan Tahunan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) 2023.

Baca juga: 3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Melalui laporan tersebut, permohonan perlindungan tertinggi keempat adalah mengenai tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak, yakni sebanyak 973 dari tahun sebelumnya 537 permohonan.

Dengan meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak, KPAI mendorong pemerintah menginisiasi Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang perlindungan anak di ranah daring.

"Karena hampir semua bentuk kekerasan seksual anak disebabkan oleh penyalahgunaan teknologi dan informasi," ujar Ai.

Baca juga: Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Diusung Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024, Marshel Widianto Otomatis Jadi Kader Gerindra

Diusung Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024, Marshel Widianto Otomatis Jadi Kader Gerindra

Megapolitan
Grafiti Masih Dianggap Ilegal, Seniman Sulit Mendapatkan Ruang

Grafiti Masih Dianggap Ilegal, Seniman Sulit Mendapatkan Ruang

Megapolitan
'Grafiti Sudah kayak Obat buat Saya...'

"Grafiti Sudah kayak Obat buat Saya..."

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com