JAKARTA, KOMPAS.com - Perantau dari Gunung Kidul, Yogyakarta, di Jakarta berhasil membantu pembangunan kampung halaman melalui Paguyuban Pelem Manunggal.
Hal tersebut disampaikan oleh Sugito (46) sebagai pengurus Paguyuban Pelem Manunggal. Para perantau tak mau sukses sendiri. Sugito mengatakan para anggota paguyuban mengumpulkan dana untuk pembangunan desa.
"Waktu itu anggota sampai 99 orang. Alhamdulillah zaman dulu bisa bangun kampung, bikin gapura, tiap gang itu bikin gapura biar seragam semuanya," ujar Sugito kepada Kompas.com, Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan
Dengan adanya paguyuban, ia dan kawan-kawannya dapat membantu menyalurkan dana pembangunan kepada desa, misalnya membangun mesjid, renovasi mesjid, atau gapura.
"Itu yang pertama yang buka dana untuk bikin masjid justru dari temen-temen (paguyuban). Awal bukanya justru di sini," tambah Sugito.
Sugito adalah pedagang kaki lima di Jakarta Selatan. Ia adalah satu dari lima inisiator awal Paguyuban Pelem Manunggal pada tahun 1990. Ia merasa cukup beruntung dengan paguyuban yang telah ia inisiasi untuk membantu desa.
"Karena kan, contoh kemarin, mau bikin pasang keramik dinding umpamanya, itu sekian meter. Nah, dilelang saja. Pada sadar. 'Ini mau pasang dinding sekian meter, per meter harganya sekian'. Itu orang yang punya rezeki pada mau. Cepat jadinya malah," ujar Sugito.
Baca juga: Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman
Selain melakukan pembangunan fisik di desa, paguyuban juga membantu warga desa untuk terbiasa melakukan kurban setiap Idul Adha.
"Sistemnya itu setiap tahun kirim hewan dua atau tiga ekor. Setelah itu, orang-orang yang di kampung itu tertarik," tambah Sugito.
Hingga kini, Paguyuban Pelem Manunggal masih aktif untuk menyalurkan bantuan kepada desa. Hanya saja, kini anggotanya semakin sedikit karena beberapa ada yang telah tiada. Sementara para anak muda dari Gunung Kidul memilih membuat paguyuban 'muda'nya sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.