Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya Pengelola Lapor Polisi Usai Rusunawa Marunda Tersisa Dinding dan Puing akibat Penjarahan

Kompas.com - 24/06/2024, 06:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Pasalnya, saat kejadian sudah banyak warga yang membuat aduan ke pengelola, tetapi para pencuri tetap masuk dan mengambil aset di Klaster C dengan mudah.

Eks pengelola akui kesalahan tak pernah lapor polisi

Eks Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II, Uye Yayat Dimiyati, mengakui kekeliruannya karena tidak pernah melaporkan kasus penjarahan aset di Rusunawa Marunda.

Baca juga: Eks Pengelola Akui Kesalahan karena Tak Pernah Laporkan Penjarahan di Rusun Marunda

"Inilah yang tentunya harus sedikit jadi bahan evaluasi buat saya," kata Uye saat diwawancarai di Polsek Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (19/6/2024).

Uye menjelaskan, pelaporan secara lisan kepada polisi sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh pihak pengelola.

Pelaporan itu terjadi usai pengelola memergoki mobil pikap beserta sopirnya membawa besi dari Klaster C Rusunawa Marunda.

Saat itu, pihak pengelola sudah menyerahkan sopir beserta mobil pikap kepada Polsek Cilincing.

Kemudian, Uye juga meminta agar bawahannya bisa melaporkan secara resmi terkait kasus penjarahan ini, tetapi bawahannya itu ternyata tidak melakukan apa yang diminta.

Sementara itu, sopir mobil pikap mengaku hanya disewa dan tidak terlibat dalam pencurian aset itu.

"Nah, saya tidak bisa mengintervensi kejadian yang ada di internal di dalam. Ketika hitungannya sudah tertangkap, dibawa langsung diserahkan (ke polisi) maka selesai lah tugas saya pada saat itu," terang Uye.

Tidak bisa sembarangan melapor

Baca juga: Aset di 500 Unit Rusunawa Marunda Dijarah, Eks Pengelola: Jangan Asal Lapor

Uye mengatakan, pelaporan ke polisi soal kasus penjarahan aset di Klaster Rusunawa Marunda tidak bisa dilakukan sembarangan.

"Laporan ke polsek atau kepolisian itu dengan data. Jadi, jangan asal lapor ke sini (polisi)," kata Uye.

Sebelum lapor polisi, kata Uye, pengelola harus melakukan pemeriksaan internal terlebih dahulu.

"Pengecekan dulu, berapa barang yang hilang, berapa yang harus dilaporkan, itu harus ada (datanya)," ucap Uye.

Ke depannya, kata Uye, yang harus melakukan pengecekan dan penataan adalah Kepala UPRS II yang baru, yakni Baharudin.

Di sisi lain, Uye menerangkan, salah satu penyebab dirinya tidak pernah melaporkan kasus pencurian aset ketika menjabat sebagai kepala UPRS II adalah karena tidak memiliki barang bukti yang kuat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com