Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Wisata Ditarik Tarif Parkir Liar Rp 300.000 di Depan Masjid Istiqlal, Dibuntuti sampai ke Senen

Kompas.com - 25/06/2024, 18:09 WIB
Shela Octavia,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Dua bus pariwisata asal Bandung dikenai tarif parkir liar tak wajar di depan Masjid Istiqlal dan dekat Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024).

Alif, tour leader dua bus wisata tersebut bercerita, mulanya, bus hendak parkir di Stasiun Gambir. Pihak travel telah mendapat izin dari pengelola stasiun untuk memarkirkan kendaraan. 

Namun, saat hendak masuk ke area Stasiun Gambir, bus diadang oleh dua orang tak dikenal. 

"Dari pihak stasiun Gambir bilang silakan masuk saja, parkir sudah kosong. Tapi, di gerbang kita diadang oleh preman, yang pada akhirnya karena situasi enggak kondusif, akhirnya kita ikutin kata preman itu, yang di Monas, Gambir," ujar Alif saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (25/6/2024).

Dua orang yang diduga preman itu melarang bus parkir di Stasiun Gambir. Bus diarahkan parkir di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

Baca juga: Masih Marak Parkir Liar, DPRD DKI Sarankan Pemprov Beri Lapangan Pekerjaan untuk Jukir

Masing-masing bus pun dimintai tarif parkir Rp 150.000 untuk dibayarkan ke dua orang tak dikenal tersebut.

Tak ingin terjadi keributan, Alif dan rombongannya menurut. Setelah menurunkan rombongan wisatawan di Monas, bus parkir di Kwitang.

Selanjutnya, bus kembali mengangkut rombongan wisatawan menuju Masjid Istiqlal. Namun, di depan masjid, bus lagi-lagi didatangi oleh sejumlah orang yang diduga preman.

Alif mengatakan, saat itu pihaknya tidak berniat parkir di sekitar Istiqlal karena sudah membayar untuk parkir di Kwitang. Bus sedianya hanya akan menurunkan penumpang di depan Masjid Istiqlal.

Ia pun mengaku telah mendapat izin dari petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga di kawasan tersebut.

“Pada saat tiba di Istiqlal, di situ sudah ada mobil Dishub kan. Saya turun dan (petugas) Dishub di dalam mobil. Saya izin, ‘Pak izin berhenti sebentar, mau turunin penumpang,’ Sudah diizinkan, 'Oke silakan'," jelas Alif. 

Ketika Alif meminta izin ke petugas Dishub, bus sudah dikerubung enam sampai tujuh orang yang diduga preman. Para preman ini meminta uang Rp 300.000 untuk tarif parkir dua bus.

Pemilik travel bernama Kim yang mengawal perjalanan menolak membayar uang tersebut. Namun, preman yang menarik uang parkir liar di kawasan Masjid Istiqlal tak mau mengalah.

“Si preman ini bilang, 'Monas ya Monas, Istiqlal ya Istiqlal, beda lagi'. Padahal, kita (bus) mau drop off (menurunkan penumpang) aja, enggak butuh parkir,” jelas Alif.

Tak hanya ke pihak travel, para preman ini juga sempat meminta uang ke sopir bus. Akan tetapi, sopir bus menolak memberikan uang dan berdalih bahwa hal itu menjadi kewenangan panitia travel.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mengurai Aturan Baru PBB Rumah di Jakarta

Mengurai Aturan Baru PBB Rumah di Jakarta

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 1 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam lni Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 1 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam lni Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Siasat Kakak Beradik Rekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online | 'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang

[POPULER JABODETABEK] Siasat Kakak Beradik Rekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online | "Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang

Megapolitan
Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com