Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Kompas.com - 27/06/2024, 19:36 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MALUKU, KOMPAS.com - Warga Desa Lermatang di Kepulauan Tanimbar, Maluku, akhirnya bisa merasakan air bersih berkat bantuan Kementerian Sosial (Kemensos).

Di desa yang jaraknya cukup jauh dari perkotaan itu, Kemensos memasang instalasi pengolahan air bersih berteknologi canggih agar warga setempat tidak perlu lagi pergi ke hutan di luar Kecamatan Tanimbar Selatan.

Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Desa Lermatang, Mesak Tapdare (52) mengatakan bahwa setiap hari warganya harus menimba berpuluh-puluh liter air yang diambil dari sumur tua di hutan.

"Kami dari desa Lermatang sangat membutuhkan air bersih dari dulu. Dari tahun ke tahun sangat kesulitan air bersih. Untuk mandi saja sangat susah, apalagi untuk minum," kata Mesak, Kamis (27/6/2024).

Baca juga: Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Belum lagi ketika menghadapi musim kemarau pada Oktober hingga Desember. Kata Mesak, warga Desa Lermatang semakin sulit mendapatkan air bersih.

Jika air sumur tua itu sedang penuh, warga bisa menenteng jeriken besar di kedua tangan. Setiap pagi dan sore, warga bolak-balik untuk menimba air.

"Kalau konsumsi air (harus) jalan kaki. Kalau mereka ke sana tenteng jerigen-jerigen, baru bisa minum air di masak dulu, baru bisa diminum," cerita Mesak.

Setelah adanya instalasi air bersih dari Kemensos, warga tak perlu lagi berjalan kaki untuk mengambil air. Instalasi air bersih dibangun di samping rumah pasangan Yohan (45) dan Melka Laim (46).

Kemensos memasang instalasi pengolahan air terpadu dilengkapi dengan teknologi reverse osmosis (RO). Di mana air tersebut bisa langsung diminum.

Baca juga: Kemensos Bantu 240 Lansia Operasi Katarak Gratis di Kepulauan Tanimbar Maluku

"Bagus (airnya jernih), sudah dicoba minum," kata Yohan dan Laim sambil menujukkan instalasi air yang dibangun Kemensos.

Yohan bahkan menyebut rasa air yang sudah disaring di instalasi tersebut sangat nikmat untuk melepas dahaga di tengah teriknya matahari.

"Lebih bersih daripada sumur, rasanya nikmat ha-ha-ha," kata Yohan sembari tertawa.

Bahagia juga dirasakan Tin Enus (39), salah seorang warga di desa tersebut. Ia berharap instalasi pengolahan air bersih dapat dirasakan warga di desa-desa lain di sekitar Kepulauan Tanimbar.

"Semoga bermanfaat airnya untuk desa yang ada di Lermatang. Jangan cuma di Lermatang, di desa-desa sana juga membutuhkan ini," ujar Tin Enus.

Pemberian bantuan instalasi air bersih merupakan rangkaian kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan Kemensos di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Kemensos memasang instalasi pengolahan air bersih layak minum berteknologi canggih reverse osmosis tenaga surya di Desa Lermatang dengan total kapasitas 4.000 liter.

Terdapat dua tandon air yang digunakan untuk mengolah air sungai menjadi air bersih. Instalasi ini mampu menghasilkan satu liter air per detik dengan total produksi air layak minum 6.000 liter per hari.

Air sebanyak itu cukup untuk memenuhi kebutuhan 445 keluarga. Unit yang sudah dibangun saat ini adalah dua unit tandon penampung air bersih, satu tandon penampung air layak minum, satu unit mesin reverse osmosis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerima KJP yang Tersandung PPDB di Jakarta, Kini Bersekolah di Negeri Hanya Tinggal Angan

Penerima KJP yang Tersandung PPDB di Jakarta, Kini Bersekolah di Negeri Hanya Tinggal Angan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 2 Juli 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 2 Juli 2024

Megapolitan
Polisi Tetapkan Pemilik WO yang Tipu 7 Calon Pengantin di Bogor sebagai Tersangka

Polisi Tetapkan Pemilik WO yang Tipu 7 Calon Pengantin di Bogor sebagai Tersangka

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 2 Juli 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 2 Juli 2024

Megapolitan
Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di 233 TPS Cilincing, Suara Parpol Berubah Signifikan

Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di 233 TPS Cilincing, Suara Parpol Berubah Signifikan

Megapolitan
2 Kurir Sabu di Ciledug Manfaatkan Momen HUT Bhayangkara untuk Edarkan Narkoba di Jabodetabek

2 Kurir Sabu di Ciledug Manfaatkan Momen HUT Bhayangkara untuk Edarkan Narkoba di Jabodetabek

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pengedar yang Simpan Sabu dalam 72 Bungkus Teh Cina di Ciledug

Polisi Amankan Dua Pengedar yang Simpan Sabu dalam 72 Bungkus Teh Cina di Ciledug

Megapolitan
Munculnya Nama Heru Budi dalam Bursa Cagub Jakarta Pilkada 2024...

Munculnya Nama Heru Budi dalam Bursa Cagub Jakarta Pilkada 2024...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 2 Juli 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 2 Juli 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta Untuk Siapa? | Bocah di Depok Tertabrak di Tol Cijago Saat Berkeliaran

[POPULER JABODETABEK] Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta Untuk Siapa? | Bocah di Depok Tertabrak di Tol Cijago Saat Berkeliaran

Megapolitan
Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com