Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Kompas.com - 01/07/2024, 21:44 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membentuk tim khusus untuk menangani banyaknya warga negara asing (WNA) yang mengungsi di dalam tenda di depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Setiabudi, Jakarta Selatan.

"Pemerintah Provinsi DKI sudah membentuk tim penanganan pengungsi luar negeri," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Jakarta Selatan Rahmat Efendi Lubis saat dikonfirmasi, Senin (1/7/2024).

Rahmat menyebut, tim ini dibentuk sebagai respons atas banyaknya pencari suaka yang berada di depan Kantor Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR).

Baca juga: Dirikan Tenda di Depan Kantor UNHCR, Pengungsi: Kami Minta Keadilan dan Diberikan Hak sebagai Manusia

Tim penanganan pengungsi luar negeri nantinya akan merumuskan cara terbaik supaya para pengungsi tak lagi mengganggu ketertiban umum.

“Nanti akan kami rapatkan soal penertiban para pengungsi dengan stakeholder terkait,” tutur dia.

Rahmat menerangkan, tim yang terdiri dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi (Kesbangpol) DKI Jakarta, imigrasi, dinas sosial dan aparat kepolisian itu akan mengajak UNHCR untuk pengambilan keputusan.

Hal itu dilakukan karena para pencari suaka berada dibawah naungan UNHCR.

“Pengungsi merupakan kewenangan UNHCR, nanti kami akan berkoordinasi jika ada penertiban,” ungkap dia.

Sebagai informasi, belasan tenda pengungsian berdiri di sepanjang Jalan Setiabudi Selatan, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2024).

Pantauan Kompas.com di lokasi, belasan tenda tersebut berdiri di seberang Gedung MD Entertainment atau berada persis di depan Kantor UNHCR.

Tenda-tenda itu berwarna terang. Ada yang didirikan di atas trotoar, ada pula yang berdiri di badan jalan.

Khusus yang berada di badan jalan, mereka mengambil ruang kurang lebih sebanyak 1,5 meter.

Baca juga: Melihat Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR yang Disebut Heru Budi Ganggu Estetika Kota

Para pencari suaka dari berbagai negara itu kemudian membatasi tenda dan jalan raya dengan sebuah pot berukuran besar.

Maka tak heran, jika melintas di Jalan Setiabudi Selatan, Anda akan melihat pot-pot berukuran besar yang ditaruh di pinggir jalan.

Itu adalah batas yang ditaruh para pengungsi supaya berjalan agak ke tengah.

Adapun tenda-tenda ini sebenarnya tak berdiri sepanjang waktu. Para pengungsi akan melipat tendanya saat cuaca cerah.

Hanya, ketika hujan atau malam tiba, mereka akan mendirikan tenda kembali dan Jalan Setiabudi Selatan terlihat seperti lokasi ‘camping’.

Namun, karena tenda-tenda ini berada di pinggir jalan, suasana di sekitar lokasi menjadi kumuh.

Terlebih, ada banyak sampah makanan yang berserakan di lokasi.

Baca juga: Heru Budi Sebut Tenda Pengungsi UNHCR di Kuningan Ganggu Estetika Kota

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Kebocoran Data akibat Serangan Siber Bisa Ganggu Aktivitas Ekonomi 

Fahira Idris: Kebocoran Data akibat Serangan Siber Bisa Ganggu Aktivitas Ekonomi 

Megapolitan
Tipe-X dan Orind Akan Tampil di Konser Musik PRJ Malam Ini

Tipe-X dan Orind Akan Tampil di Konser Musik PRJ Malam Ini

Megapolitan
Wacana Pemprov DKI Gratiskan Sekolah Swasta Imbas Banyaknya Pendatang

Wacana Pemprov DKI Gratiskan Sekolah Swasta Imbas Banyaknya Pendatang

Megapolitan
Berbaris Rapi Menunggu JakLingko di Terminal Tanjung Priok

Berbaris Rapi Menunggu JakLingko di Terminal Tanjung Priok

Megapolitan
Upaya Warga Kampung Bali Lanjutkan Hidup Usai Rumah Ludes Dilalap Api

Upaya Warga Kampung Bali Lanjutkan Hidup Usai Rumah Ludes Dilalap Api

Megapolitan
Nasib Pilu Bocah di Cisauk Alami Pelecehan Sesama Jenis, Dipukul hingga Diancam

Nasib Pilu Bocah di Cisauk Alami Pelecehan Sesama Jenis, Dipukul hingga Diancam

Megapolitan
Bocah Korban Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Cisauk Mengeluh Sakit Saat BAB

Bocah Korban Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Cisauk Mengeluh Sakit Saat BAB

Megapolitan
Mengantre JakLingko di Tengah Hujan, Becek, hingga Bau Kotoran Kucing

Mengantre JakLingko di Tengah Hujan, Becek, hingga Bau Kotoran Kucing

Megapolitan
Bajing Loncat Beraksi di Tengah Kemacetan Cakung, Polisi: Pelaku Masih Diidentifikasi

Bajing Loncat Beraksi di Tengah Kemacetan Cakung, Polisi: Pelaku Masih Diidentifikasi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Hujan Ringan

Megapolitan
Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Megapolitan
Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Megapolitan
GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

Megapolitan
Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com