Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TA 2013-2014, Pendaftaran Siswa di DKI Gunakan Sistem Zonasi

Kompas.com - 02/07/2013, 00:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di DKI Jakarta untuk Tahun Ajaran (TA) 2013-2014 akan menggunakan sistem zonasi secara online. Dengan sistem ini, siswa akan diarahkan untuk bersekolah di dekat rumah sehingga tingkat kemacetan Ibu Kota bisa dikurangi.

"Dengan sistem ini, kita bisa memusatkan pergerakan orang dan kendaraan pada zona tertentu," kata Taufik di Balaikota Jakarta, Senin (1/7/2013).

Taufik menilai, sistem zonasi akan mengurangi tingkat kemacetan secara signifikan karena ruang gerak manusia dan kendaraan menjadi lebih pendek atau terbatas. Misalnya, jika seorang warga Duren Sawit bersekolah di Duren Sawit, ruang gerak orangtua yang menjemput anaknya dengan kendaraan pribadi akan terbatas di Duren Sawit.

"Pergerakan siswa dan orangtua menjadi dibatasi. Arus lalu lintas dibatasi hanya di sekitar sekolah dan rumah yang menjadi satu zona kelurahan, kemacetan, atau rayon. Ini langkah untuk mengurangi kemacetan," terang Taufik.

Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, PPDB sistem zonasi akan dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur umum dan jalur lokal. Jalur umum terdiri dari siswa luar dan dalam Provinsi DKI Jakarta, sementara jalur lokal untuk warga DKI Jakarta, yang akan dibagi berdasarkan tingkat kelurahan, kecamatan, dan rayon sekolah.

PPDB online tingkat sekolah dasar negeri (SDN), sekolah menengah pertama negeri (SMPN), dan sekolah menengah atas negeri (SMAN) tetap diperbolehkan lintas wilayah (kecamatan, kelurahan, dan rayon). Namun, kuota penerimaan siswanya dibatasi menjadi hanya 50 persen untuk SDN dan 45 persen untuk SMPN dan SMAN.

"Jalur lokal untuk siswa yang bertempat tinggal di Jakarta dan dibuktikan dengan kartu keluarga (KK), sedangkan jalur umum untuk calon peserta didik baru yang rumahnya di Jakarta dan di luar Jakarta, yang berbeda kelurahan, kecamatan, maupun rayon sekolah," ujar Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

    Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

    Megapolitan
    Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

    Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

    Megapolitan
    Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

    Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

    Megapolitan
    Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

    Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

    Megapolitan
    Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

    Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

    Megapolitan
    Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

    Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

    Megapolitan
    Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

    Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

    Megapolitan
    Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

    Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

    Megapolitan
    Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

    Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

    Megapolitan
    Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

    Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

    Megapolitan
    Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

    Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

    Megapolitan
    Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

    Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

    Megapolitan
    Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

    Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

    Megapolitan
    Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

    Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

    Megapolitan
    Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

    Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com