Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Zebra Dinilai Berhasil

Kompas.com - 10/12/2014, 20:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Operasi Zebra berakhir pada Selasa (9/12/2014). Pengendara sepeda motor menjadi pelanggar terbanyak dalam operasi kali ini, yaitu total 58.012 kasus. Pesepeda motor juga menjadi korban kecelakaan terbanyak. Namun, Polda Metro Jaya mengatakan, hasil operasi tahun ini sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.

Demikian disampaikan Kepala Bagian Operasi Direktorat Lantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto, Selasa. Ia mengatakan, dalam operasi selama 26 November-9 Desember, polisi memberikan bukti pelanggaran (tilang) terhadap 80.960 pengemudi. Pelanggar terbanyak setelah pesepeda motor, antara lain, adalah 5.743 pengemudi mobil pribadi, 3.247 taksi, 1.544 bus, dan 1.060 metromini.

Pelanggaran terbanyak yang dilakukan pengemudi selain melawan arus adalah berhenti di tempat terlarang menunggu penumpang naik.

Menurut Budiyanto, hasil Operasi Zebra tahun ini sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Jika jumlah kecelakaan lalu lintas pada Operasi Zebra tahun lalu menjadi 183 kasus, kali ini cuma 112 kasus.

Pelanggaran terus ada

Kepala Satuan Lalu Lintas Wilayah Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Haris Hadis mengatakan, lokasi-lokasi pelanggaran lalu lintas itu terdapat banyak di Jakarta Timur. ”Namun, karena tenaga kami terbatas sehingga penertiban dibatasi di beberapa lokasi,” ujarnya.

Ruas Jalan Paus, Rawamangun, tepat di sebelah Mal Arion, bajaj dan mikrolet berderet-deret memenuhi jalan menunggu penumpang. Selama operasi ini, kedua jenis angkutan umum itu luput dari operasi.

Di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Selasa sore, terlihat puluhan sepeda motor melawan arus dan berhenti tidak di belakang garis putih. Jumlah kendaraan yang melanggar lalu lintas semakin banyak pada jam pulang kantor.

Edo Rusyanto, Ketua Road Safety Association, mengatakan, penindakan terhadap pelanggar lalu lintas harus dijalankan meski Operasi Zebra Jaya sudah berakhir. Ada indikasi pihak kepolisian bersikap apatis terhadap para pelanggar lalu lintas.

Menurut Edo, masalah keterbatasan petugas polisi bisa diatasi dengan menerapkan tilang elektronik. Dengan basis teknologi, pihak kepolisian dapat menindak para pelanggar lalu lintas dengan efektif dan efisien. Namun, dalam pelaksanaannya tilang elektronik memerlukan basis data nomor kendaraan yang akurat.

Tragedi

Pelanggaran aturan oleh pengguna jalan memang tidak semata akibat pengendara tak paham makna dan fungsi rambu lalu lintas. Tragedi kecelakaan yang merenggut nyawa di Jalan Raya Cakung Cilincing, Jakarta Utara, Senin lalu, misalnya, menyadarkan betapa ada banyak faktor penyebab kecelakaan.

Perlu kesadaran semua pihak, yaitu pemerintah, kepolisian, dan warga untuk membenahi sarana prasarana di jalan dan di lingkungan sekitar. Di sisi lain, perlu upaya terus-menerus mendongkrak perilaku berkendara aman.

Sonny Lesmana (39) serta dua anaknya, Stanley Kennedy (12) dan Jovan Jonatan (6), meninggal dalam kecelakaan tersebut. Dua anak Sonny yang lain, Noval Raihan (9) dan William Saputra (3), luka-luka di sekujur tubuh.

Kecelakaan itu bermula saat Sonny mengantar Stanley dan Jovan ke sekolah di Pademangan, dari kediamannya di Rusun Marunda, Cilincing, dengan sepeda motor. Sonny terpaksa membawa serta William dan Noval karena tidak ada yang menjaga mereka di rumah. Ibu mereka, Romlah, sejak pagi sudah harus keluar rumah untuk bekerja.

Saat tiba di Jalan Raya Cakung Clincing, Sonny yang menjadi pesuruh di sebuah kantor ini, nekat melawan arus untuk memperpendek jarak tempuhnya. Naas, sepeda motornya tidak mampu dikendalikan karena menerjang lubang sehingga terjatuh ke sebelah kiri jalan. Sebuah truk trailer yang melintas melindas Sonny, Stanley, dan Jovan.

”Suami saya memang selalu membawa keempatnya saat mengantar Stanley dan Noval ke sekolah dalam seminggu terakhir. Sebab, kami baru seminggu pindah dan tidak enak menitipkan anak kepada tetangga,” ujar Romlah, buruh cuci di Pademangan ini.

Romlah tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Ia hanya berharap kedua anaknya yang masih hidup segera sembuh dan bisa kembali beraktivitas. (JAL/BRO/WIN/MDN/DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com