"Kalau memang itu seniman dan budayawan yang benar, mereka tidak akan ngitung-ngitung masalah duit. Seniman dan budayawan itu kan harusnya berkreativitas, berkreasi. Jadi mereka tidak perlu mengurus lampu mati, tidak perlu mengurus WC bau, tidak perlu mengurus lingkungan bau," kata Djarot.
Hal itu disampaikan Djarot di depan para seniman di Taman Ismail Marzuki (TIM), Selasa (13/1/2015) malam, terkait dengan sikap para seniman yang menolak pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mengambil alih pengelolaan TIM dari para seniman.
Djarot menegaskan bahwa tujuan Pemprov DKI membentuk UPT di TIM adalah semata-mata agar TIM mendapatkan alokasi anggaran yang besar ketimbang yang diterima saat ini. Ia pun membantah berbagai tuduhan yang menganggap Pemprov DKI ingin mengomersialkan TIM, salah satunya dengan memungut retribusi dari para seniman.
Menurut Djarot, ia justru ingin jajaran pejabat Pemprov DKI bisa mengagendakan pertemuan rutin dengan para seniman dan budayawan minimal setahun dua kali. Hal itu dilakukan dalam rangka menyamakan visi dan misi kita dalam pengembangan budaya.
"Tentu saja dengan para seniman dan budayawan yang betulan, bukan seniman dan budayawan yang abal-abal yang hanya mencari proyek-proyek dari pemerintah," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.