Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya Mantan Majikannya Sekeluarga, Sopir Pribadi Ditembak Polisi

Kompas.com - 06/05/2015, 21:10 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Yoga Mustofa (34), warga Koja, Jakarta Utara, terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas oleh anggota Polsek Tanjung Priok, Rabu (6/5/2015) sore. Tersangka perampokan sadis itu diduga menganiaya Yunarko (48) dan dua anaknya, warga Kompleks Sunter Agung, Tanjung Priok.

"Kita dapat laporan tadi pagi dan langsung diamankan sore ini," kata Kapolsek Tanjung Priok Komisaris TP Simangunsong di Mapolsek Tanjung Priok.

Tersangka, kata dia, merupakan mantan sopir pribadi korban yang telah bekerja selama enam bulan. Selama mengabdi, kinerja tersangka dianggap kurang memuaskan. Hingga akhirnya, tersangka dipecat oleh korban.

Merasa sakit hati dengan pemecatan tersebut, Yoga lantas menyiapkan rencana untuk merampok korban. Begitu mendapat momen yang tepat, Yoga melancarkan aksinya, Rabu dini hari.

Selaku mantan "orang dalam", Yoga tidak menemukan kesulitan untuk masuk ke rumah Yunarko. Yoga memanjat dinding sebelum masuk ke dalam lewat plafon di lantai 3.

Namun, belum sempat melancarkan aksinya, tersangka dipergoki pembantu korban, Nurhayati, yang terbangun. Nurhayati berteriak karena rumah majikannya dimasuki orang tak dikenal.

"Tersangka panik, lalu memukul saksi Nurhayati hingga terjatuh," kata Simangunsong. Begitu mendengar teriakan Nurhayati, Yunarko langsung keluar dan menghampiri tersangka sambil membawa tongkat kayu.

Melihat korban bersenjata, tersangka refleks mengambil stik golf yang ada di salah satu sudut rumah korban.

Sebelum Yunarko sempat mengayunkan tongkatnya, tersangka terlebih dahulu menghantam korban dengan stik golf sebanyak empat kali ke tubuh korban hingga terjatuh.

Siksa anak

Tak hanya Yunarko, kedua anaknya pun sempat terbangun mendengar kegaduhan tersebut dan keluar dari kamarnya. Tanpa banyak basa-basi, tersangka juga menghantam kedua anak korban dengan stik golf yang sama.

Beruntung, istri korban yang juga ikut terbangun tidak ikut dianiaya tersangka karena pasrah. "Setelah melumpuhkan satu keluarga tersebut, tersangka menguras harta yang ada di rumah korban," ujar Simangunsong.

Yoga membawa kabur tiga unit laptop merek MacBook Air, tiga unit handphone jenis iPhone, dua iPad, dan uang pecahan 100 dollar AS senilai Rp 25 juta.

Tak puas dengan hasil rampokan tersebut, Yoga juga membawa kabur mobil Honda New CRV nopol B 2889 XE warna hitam milik korban yang baru dibeli dua bulan.

Yoga pun kabur dengan barang rampokannya dan meninggalkan korban sekeluarga di rumah dalam keadaan terikat, sekitar pukul 05.00 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com