Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Bertahap, Kami Singkirkan Kopaja

Kompas.com - 08/05/2015, 13:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan menyingkirkan secara bertahap bus-bus kopaja maupun metromini yang ugal-ugalan karena mengejar setoran. Basuki menjanjikan tidak akan ada lagi bus kota yang ugal-ugalan jika tergabung di dalam manajemen PT Transjakarta.

Sebab, sistem pembayaran yang digunakan PT Transjakarta adalah rupiah perkilometer, bukanlah setoran. 

"Ya bertahap, kami akan singkirkan mereka (kopaja). Ke depan semua kopaja kami ganti ukuran single yang satu ukuran dengan transjakarta, enggak ada lagi kopaja-kopaja," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (8/5/2015). 

Apabila pengusaha kopaja ingin membeli unit bus lagi, Basuki mendorong mereka untuk membeli yang ukurannya sama dengan transjakarta.

Kopaja dan kopami, kata Basuki, juga sudah sepakat bergabung di bawah manajemen PT Transjakarta. Basuki mengakui Pemprov DKI sulit memberi sanksi tegas kepada operator bus kota yang masih ugal-ugalan.

Sebab, kata dia, DKI masih kekurangan unit bus dan masih membutuhkan keberadaan bus-bus kota lain selain transjakarta. Selama ini, kata Basuki, Pemprov DKI merasa ditekan sehingga tidak berani mengandangkan bus-bus ugal-ugalan yang hingga saat ini masih beroperasi.

"Kenapa kami enggak tangani semua itu, karena kami enggak berani. Memang ini karena kebobrokan Pemda DKI, masa Pemda bisa ditekan Organda, kan lucu padahal yang punya duit siapa? Ya Pemda," kata Basuki. 

Dia menjanjikan unit bus yang telah dipesan PT Transjakarta akan datang pada Juni mendatang. Produsen Hino, kata Basuki, berani memproduksi bus sebanyak 2.000 unit tiap tahunnya.

Akhir tahun ini, Hino berjanji akan mendatangkan bus di Jakarta. "(bus merek) Scania juga Juni baru mau kirim, tunggu waktu saja, saya kira mulai Juni sampai 2016 bus kami akan penuh. Kami akan banjiri bus banyak, Juni mulai kami akan datangkan bus. Janji delivery pertama bulan Juni dari pemesanan tahun lalu," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com