Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengamen Depok yang Lulus Masuk Universitas Indonesia

Kompas.com - 26/07/2015, 15:49 WIB
DEPOK, KOMPAS.com — Dodo baru saja turun dari angkot T-19 jurusan Terminal Depok-Terminal Kampung Rambutan. Tiba-tiba saja seorang petugas satpol PP berbadan besar menghadangnya. Petugas lalu membacakan peraturan daerah tentang pengamen.

Ia langsung sadar, hari itu adalah hari naasnya. Pemuda 21 tahun itu sempat berpikir untuk lari, tetapi gitar pinjaman merek Yamaha yang ia tenteng membuatnya berpikir dua kali untuk kabur.

Ia takut saat melarikan diri, gitar pinjaman yang harganya tidak murah itu akan rusak. Akhirnya, ia memilih pasrah.

Rabu (8/7/2015) pagi itu, sekitar pukul 08.00 WIB, di Jalan TB Simatupang, tepatnya di pertigaan Caglak, Pasarebo, Jakarta Timur, ia dipaksa naik mobil bak terbuka milik satpol PP.

Ia dan sejumlah pengamen lainnya dibawa langsung ke panti sosial di kawasan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Untuk kali pertama setelah bertahun-tahun mengamen, Dodo diamankan petugas satpol PP.

Setibanya di panti, semua orang yang terjaring razia, termasuk Dodo, didata oleh petugas. Ia ditanya seputar profesinya sebagai seorang pengamen jalanan, mulai dari wilayah operasi, hingga peruntukan uang hasil mengamen.

Laki-laki bernama lengkap Dzulfikar Akbar Cordova itu menerangkan kepada petugas bahwa ia baru lulus dari SMA Master, Depok, Jawa Barat, dan tengah menunggu hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).

"Saya ikut SNMPTN, saya mengamen untuk jaga-jaga bayar kuliah, kalau saya masuk UI," katanya.

Dodo tidak bohong. Pada Kamis (9/7/2015) sore sekitar pukul 17.00 WIB, hasil ujian SNMPTN diumumkan, dan ia merupakan salah satu peserta seleksi.

Ia memilih Program Studi Ilmu Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI), sebagai pilihan pertama, dan Program Studi Arkeologi, Fakulitas Ilmu Pengetahuan Budaya, UI, pada pilihan kedua.

Tetap ditahan

Namun, informasi yang ia sampaikan kepada petugas tidak dapat menolongnya. Dodo tetap ditahan. Ia ditahan di barak bersama sekitar empat puluh pengamen lainnya.

Barak tersebut dilengkapi dengan jeruji besi di jendela dan di pintu. Lokasinya berada satu kompleks dengan barak tempat penyandang masalah kejiwaan.

Ruang geraknya dibatasi bak seorang tahanan. Gitar pinjaman yang ia bawa dirampas petugas.

Beruntung, Dodo masih diizinkan membawa handphone. Ia kemudian memberitahukan kepada teman-temannya bahwa ia ditahan satpol PP. Namun, hari itu, orang-orang yang ia harapkan bisa menolongnya tidak kunjung datang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com