Dia berharap agar Ahok bisa memberi penjelasan mengapa janjinya berbeda-beda dari dulu dibandingkan dengan pernyataannya saat ini.
Berdasarkan video Pemprov DKI di YouTube, pertemuan antara Komunitas Ciliwung Merdeka dan perwakilan warga Kampung Pulo dengan Basuki berlangsung di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/8/2015). Selain Ahok, hadir juga
Kadin Perumahan Ika Lestari Aji, Camat JatinegaraUntuk mengakhiri banjir tersebut, Ahok pun melakukan penertiban dan sempat berjanji untuk memberikan ganti rugi kepada warga. Namun, karena Pergub No 190 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Santunan terhadap Pengguna Penggarap Tanah Negara telah dihapuskan, uang ganti rugi tersebut pun tidak dapat diberikan. Sebagian warga akhirnya menolak untuk direlokasi.
Bagi warga Kampung Pulo yang tidak ingin direlokasi dan tetap tinggal di sana, Ahok menyebut tidak akan lagi memberikan bantuan bagi warga yang terkena banjir. Menurut dia, warga sudah terbiasa dan suka tinggal di sana.
"Saya lama-lama sudah stop bantuan banjir. Mau banjir, banjir deh, tenggelam, tenggelam, deh," kata Ahok di hadapan perwakilan.
Menurut Ahok, warga Kampung Pulo tidak peduli kebersihan. Warga membuang sampah ke Kali Ciliwung dan got di sekitar permukiman.
"Orang Kampung Pulo kayaknya jorok-jorok loh, sampah di gotnya itu. Pak Lurah, kalau saya lihat foto-fotonya, ampun buang sampahnya itu, Pak," ujar Ahok kepada Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu, yang juga hadir pada pertemuan tersebut.
Ahok menyebut bahwa warga tidak beriman karena tidak menjaga kebersihan dan membuang sampah dengan benar. Menurut dia, sejak kecil, dia selalu diajarkan jika kebersihan merupakan sebagian dari iman.
"Ini enggak beriman semua nih kalau buang sampah, kasarnya begitu saja sudah. Ya kalau beriman, enggak buang sampah tuh," ujar dia.
Ahok mengatakan, karena ini sudah menjadi mental masyarakat, melatihnya pun sulit. Ia mengatakan, orang kaya yang selalu membawa mobil mewah saja membuang sampahnya sembarangan. Ahok menganggap masyarakat tidak belajar dengan benar di sekolah agamanya dulu.
"Sekolah agamanya salah itu, salah dengar guru. Gurunya enggak salah, nerimanya yang salah," kata Ahok.
Menurut Ahok, karena ulah warga yang selalu membuang sampah, ditambah adanya pengerukan, lebar Sungai Ciliwung yang semula 20 meter pun kini tinggal 3 meter-5 meter. Akibatnya, saat musim hujan tiba, daerah di sekitar sungai selalu terendam banjir.
Berikut video pertemuan tersebut:
(Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.