Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegaran Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Maut di Pondok Indah

Kompas.com - 27/08/2015, 21:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Mata Fitriana Megawati (38) berkaca-kaca. Sesekali, ia mengusap wajahnya. Ia masih sedih saat mengingat Mahyudi Herman, suaminya, yang menjadi korban kecelakaan maut di Pondok Indah.

Meski Mega masih kerap mengingat suaminya, ibu dua anak itu enggan terus-terusan bersedih. Ia ingin tetap melanjutkan hidupnya meski telah ditinggal oleh suaminya.

Selama suaminya masih hidup, Mega tidak bekerja. Ia hanya menjadi ibu rumah tangga, sepenuhnya fokus membesarkan anak-anaknya, Biu (12) dan Alvian (2).

Namun, sejak nyawa suaminya terenggut di Jalan Iskandar Muda, Pondok Indah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 Januari 2015 lalu, ia pun harus memegang "tongkat estafet" untuk menjadi tulang punggung dalam keluarga. (Baca: Pengemudi Kecelakaan Maut Pondok Indah Lolos dari Penjara, Ini Tanggapan Korban)

"Sejak suami enggak ada, ya saya tinggal bertiga dengan dua anak saya," ujarnya saat ditemui di kediamannya di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (27/8/2015).

Ia berusaha tegar menghadapi perubahan besar-besaran dalam keluarga kecilnya. Ia masih ingat saat suaminya tidak pulang malam itu dan ternyata mengalami kecelakaan. "Suami saya dalam perjalanan pulang kerja waktu itu," ucapnya dengan suara parau.

Saat ini, wanita asal Jawa Tengah itu mencoba menjadi pengajar les membaca, menulis, dan berhitung bagi siswa-siswa TK di lingkungannya.

Pekerjaan itu dinilai tidak terlalu membebaninya karena tidak perlu meninggalkan rumah. Ia mengaku selama ini masih terbantu dengan uang santunan dari keluarga terdakwa kasus tersebut, yakni Christopher Daniel Sjarief.

"Christopher sendiri belum pernah datang ke sini, keluarganya saja yang pernah datang kasih santunan," kata dia.

Namun, ia sadar tidak selamanya ia bisa bergantung dengan uang santunan tersebut. Ia pun berniat mencari pekerjaan yang lebih menghasilkan.

"Saya sedang lamar-lamar kerja sekarang, tetapi sebenarnya kurang sreg karena si kecil belum bisa ditinggal," kata Mega.

Untuk diketahui, Christopher pada 20 Januari 2015 lalu mengendarai mobil Mitsubishi Outlander Sport milik temannya Muhammad Ali.

Namun, ketika mengemudi dengan kecepatan tinggi, pria itu lepas kendali dan menabrak sejumlah kendaraan di Jalan Iskandar Muda. Peristiwa itu menewaskan empat orang.

Pada 5 Mei 2015, Christopher diubah statusnya dari tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan menjadi tahanan kota. Artinya, Christopher bebas melakukan kegiatan selama ia masih berada di dalam kota. Ia pun tidak perlu ditahan selama proses persidangan berjalan.

Pada 5 Agustus 2015, JPU menuntut mahasiswa di salah satu universitas di San Francisco itu hukuman dua tahun enam bulan penjara dan denda Rp 10 juta subsider satu bulan.

Christopher dijerat Pasal 310 ayat 4 dan Pasal 310 ayat 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com