Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Keberlangsungan PDS HB Jassin dan Komentar Pedas Ahok

Kompas.com - 31/08/2016, 07:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Awal pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melontarkan komentar pedas soal Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. Komentar itu menanggapi keluhan sejarawan JJ Rizal soal dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta terhadap PDS HB Jassin yang tidak lagi dikucurkan.

Rizal menyampaikan keluhan itu ketika mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli berkunjung ke Kantor PDB HB Jassin pada Jumat (26/8/2016) lalu.

(Baca: Saat Kunjungi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Rizal Ramli Janji Akan Perbaiki AC yang Rusak.)

Menurut Ahok, dana hibah memang tidak bisa diberikan tiap tahun berturut-turut. Pemprov DKI pun sudah menawarkan untuk mengambilalih pusat dokumentasi itu. Menurut Ahok, pihak pengelola menolak.

"Kalau kamu cinta seni, pengurus yang ngaku cinta seni, lebih aman diserahkan ke Pemda enggak? Bukan pada Ahok loh, tetapi kepada Pemda DKI, di situ ada DPRD juga," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin lalu.

Baca: (Ahok: JJ Rizal Enggak Usah Sok Deh, yang Gaji Pegawai HB Jassin Tiap Bulan Itu Gua!)

(Ahok: Anda Cuma Minta Rp 2 Miliar Terus Pesta Pora? Sorry...)

Setelah tidak mendapat dana hibah, nasib PDS HB Jassin bagai diujung tanduk. Ahok merasa dia justru sedang membantu keberlangsungan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat itu.

Sebab, dia secara rutin memberikan sebagian uang operasionalnya untuk digunakan sebagai gaji pegawai PDS HB Jassin.

"Kalau saya enggak mau kasih gaji sama mereka, boleh enggak saya? Boleh dong. Lu bakal berhenti enggak? Pasti berhenti sendiri. Makanya, justru saya takut kamu berhenti, makanya saya kasih gaji kamu, saya takut enggak ada yang rawat," ujar Ahok.

Nasib PDS HB Jassin

Kompas.com pun mendatangi Kantor PDS HB Jassin pada Selasa kemarin. Pengunjung yang ingin mengunjungi pusat dokumentasi itu harus naik dengan meniti tangga besi terlebih dahulu.

Setelah itu, barulah bisa melihat ruang baca yang rapi namun sederhana. Ruang perpustakaan sebagai tempat penyimpanan puluhan ribu karya sastra terdapat di bagian dalam. Ruang perpustakaan itu tidak memiliki pendingin ruangan selama satu tahun terakhir.

Hal itu membuat lembaran karya sastra yang sudah berusia tua itu menjadi rentan rusak. Apalagi, sejak tidak ada dana hibah, kegiatan perawatan seperti fomigasi sudah tidak lagi dilakukan.

Ketua PDS HB Jassin, Ariyani Isnamurti, menuturkan bahwa tahun ini mereka tidak menerima dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta dengan alasan lupa. Padahal, setiap tahun mereka membutuhkan hibah dari pemerintah untuk menggaji pegawai dan biaya perawatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com