Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sylviana Murni, dari None Jakarta dan Kepala Satpol PP Kini Jadi Cawagub DKI

Kompas.com - 26/09/2016, 09:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sylviana Murni menjadi satu-satunya bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta yang berlatar belakang birokrat atau pegawai negeri sipil (PNS) DKI pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Dia diusung Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono.

Pengalamannya selama puluhan tahun sebagai birokrat menarik perhatian sejumlah partai politik dan politisi yang hendak maju pada Pilkada DKI.

Sylviana yang lahir di Jakarta, 11 Oktober 1958, itu mengawali pendidikan di Jurusan Hukum Administrasi Negara di Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta. Ia kemudian menyelesaikan S-2 di Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia dan S-3 di Universitas Negeri Jakarta. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta.

Namanya mulai dikenal saat tahun 1981, Sylviana dinobatkan sebagai None Jakarta. Saat itu, ia masih berusia 23 tahun dan duduk di semester akhir Fakultas Hukum Universitas Jayabaya.

Kiprah istri Gde Sardjana itu di Pemprov DKI Jakarta dimulai tahun 1985. Ia menjadi staf penatar Badan Pembinaan, Pendidikan, dan Pelaksanaan Pedoman Pemghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) DKI selama dua tahun hingga tahun 1987.

Kemudian Sylviana menjadi staf Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta selama dua tahun, mulai dari tahun 1987-1989. Kariernya terus menanjak menjadi Kepala Sub Bagian Pendidikan Luar Sekolah Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta pada tahun 1989-1991.

Dari situ ia menjadi Kepala Sub Bagian Seni Budaya Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta pada tahun 1991-1995, Kepala Bagian Kebudayaan Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta pada 1995-1997.

Sylviana juga pernah cuti dari PNS DKI dan menjadi politisi. Dia menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Golkar periode 1997-1999. Setelah ada peraturan pemerintah (PP) yang mengharuskan PNS tidak memihak atau netral dari partai politik, Sylviana kembali memilih menjadi PNS DKI dan melepas jabatan anggota legislatifnya.

Pada tahun 1999-2001, Sylviana menjadi Kepala Biro Bina Sosial DKI Jakarta. Setelah itu, Sylviana menjadi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta pada 2001-2004, Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta pada tahun 2004-2008, dan Wali Kota Jakarta Pusat mulai tahun 2008 hingga 2013.

Sylviana merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat. Pada masa Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta, Sylviana diangkat menjadi Asisten Sekda bidang Pemerintahan DKI Jakarta.

Karena posisinya itu, ia sempat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Barat. Sylviana menggantikan posisi Burhanuddin, yang maju menjadi calon legislatif pada Pileg 2014.

Namanya semakin dikenal saat ia dilantik menjadi Plt Kepala Satpol PP DKI Jakarta menggantikan Effendi Anas yang pensiun. Jabatannya itu hanya berlangsung selama satu tahun, sampai akhirnya Jokowi melantik Kukuh Hadi Santoso sebagai Kepala Satpol PP DKI Jakarta.

Nama Sylviana juga masuk sebagai salah satu dari sembilan calon Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta. Posisi PNS nomor satu di DKI Jakarta kosong setelah Fadjar Panjaitan mengundurkan diri tahun 2013.

Namun, harapan Sylviana kandas setelah ia dilantik menjadi Deputi Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta. Posisi Sekda DKI Jakarta hingga kini diduduki oleh Saefullah.

Gagal menjadi Sekda DKI Jakarta, Sylviana yang juga aktif dalam keanggotaan berbagai organisasi dilirik menjadi calon wakil gubernur.

Selain Sylviana, Saefullah juga dilirik oleh partai politik. Akhirnya, Sylviana-lah yang diusung oleh empat partai politik dan diyakini mampu mendampingi Agus yang berlatar belakang militer.

Demi maju Pilkada DKI Jakarta 2017, Sylviana rela mengundurkan diri dari statusnya sebagai PNS DKI Jakarta yang telah membesarkan namanya. Sylviana mengundurkan diri pada Jumat (23/9/2016) lalu.

Saat itu pula, pasangan Agus-Sylviana mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Kini, Agus-Sylviana fokus untuk membuat program dan menarik simpati masyarakat Jakarta. Mereka bersaing dengan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com