Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan "Berdarah-darah" Direksi PT MRT...

Kompas.com - 19/10/2016, 09:18 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merombak jajaran direksi PT MRT Jakarta. Direktur Utama Dono Boestami dan Direktur Operasi dan Pemeliharaan Mohamad Nasyir dicopot dari jabatannya.

Posisi Direktur Utama kini diisi oleh William P Sabandar. Direktur Konstruksi dijabat oleh Silvia Halim. Adapun Direktur Operasi dan Pemeliharaan kini diisi oleh Agung Wicaksono. Direktur Keuangan dan Administrasi diberikan ke Tuhiyat.

Komisaris Utama dijabat oleh Erry Riyana Hardjapamekas. Anggotanya yaitu Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal, Rukijo, dan Prasetyo Boeditjahjono.

Gubernur DKI Jakarta Basuki atau Ahok mengatakan, William dipilih karena pernah mendapat kesan positif dari Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto. William dinilai bisa mengatasi berbagai permasalahan.

"Bukan orang yang cari saya terus. Kalau semua orang mesti berurusan sama saya, mau nekan orang kan capek," kata Ahok, Selasa (18/10/2016).

Fabian Januarius Kuwado Presiden Joko Widodo saat meninjau proyek MRT di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2016).
Perombakan direksi itu diputuskan dalam Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PT MRT Jakarta pada 14 Oktober 2016. PT MRT Jakarta dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 0,02 persen saham dipegang oleh PD Pasar Jaya.

Perombakan ini bukan kali pertama dilakukan sejak PT MRT Jakarta dibentuk pada 2008 silam. Sebelum diisi oleh William, posisi Direktur Utama pernah diisi oleh Dono Boestami, dan Tribudi Rahardjo. Tiga Direktur Utama berganti, pembangunan MRT fase pertama yang membentang dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus, molor dari target siap beroperasi.

MRT sempat ditargetkan rampung pada lalu molor menjadi 2017, 2018, dan kini diharapkan beroperasi pada awal 2019, setelah dipastikan tak akan siap saat perhelatan Asian Games 2018.

Desas-desus pergantian direksi pekan ini sudah lama terdengar. Apalagi pada Maret lalu, Ahok mengancam akan memecat para direkturnya. Ancaman pemecatan menyusul adanya 57 girder box dari salah satu kontraktor yang salah cetak.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta kala itu, M Nasyir, membantah pihaknya lalai mengawasi kontraktor. Ia mengatakan, PT MRT Jakarta memiliki tugas untuk menjaga kontrak dan manajemen proyek.

"Proyek MRT itu sistemnya design and build. Kontraktor menyodorkan desain, membangun, dan melakukan controlling. PT MRT tugasnya kan cuma penjagaan kontrak, sama manajemen proyek," ujar Nasyir, Rabu (27/7/2016).

Selama tiga tahun bekerja untuk PT MRT Jakarta, Nasyir menjadi saksi bahwa biang molornya pembangunan MRT adalah pembebasan lahan. Menurut Nasyir, berdirinya MRT prematur karena tanpa persiapan matang.

Konstruksi dimulai saat lahan belum dibebaskan. Nasyir menyebut pembebasan lahan untuk konstruksi layang dari Sisingamangaraja hingga Lebak Bulus sebagai perjuangan yang 'berdarah-darah'.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com