Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Restoran Eropa Dijadikan Posko Relawan Anies-Sandiaga

Kompas.com - 21/10/2016, 19:48 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri peresmian posko yang dinamakan "Pendopo" oleh sejumlah kelompok relawannya di sebuah bangunan bekas restoran di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).

Kelompok relawan yang meresmikan "Pendopo" ini adalah "Sohib Anies-Sandiaga", "Gardu Massa", dan "Asik" (Anies-Sandiaga Idola Kita).

"Kami namakan 'Pendopo' karena terinspirasi dengan halaman rumah Pak Anies, yang biasa disebut pendopo juga. Di sana, Pak Anies sering menerima tamu dan diskusi bersama. Bahkan, saat relawan mendorong Pak Anies menjadi bakal calon gubernur itu terjadi di pendopo," kata koordinator relawan Anies-Sandiaga, M Chozin, di lokasi.

(Baca juga: Anies Minta Bantuan Manajemen Facebook untuk Bersihkan Akun yang Mengatasnamakannya)

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Anies yang tiba di Pendopo sekitar pukul 17.30 WIB. Ia langsung disambut oleh para relawan begitu tiba di lokasi.

Sebagian besar relawan yang merupakan ibu-ibu itu menyanyikan yel-yel untuk Anies.

Mereka juga membacakan deklarasi komitmen kelompok relawan masing-masing untuk memenangkan Anies dan pasangannya, Sandiaga Uno, pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Chozin menyampaikan, tempat yang mereka jadikan "Pendopo" itu awalnya merupakan sebuah restoran Eropa bernama Common House.

Pemilik restoran tersebut berada di Australia. Pada awal bulan ini, pemilik restoran telah menutup usahanya di tempat tersebut.

"Ada relawan senior yang kenal sama pemiliknya. Lobi-lobi, akhirnya kami boleh pakai jadi posko relawan. Bisa dibilang, ini posko relawan paling besar dari ratusan posko lain di Jakarta," tutur Chozin.

Dia menyampaikan, pemilik restoran tidak mengenakan biaya sewa kepada kelompok relawan.

Para relawan hanya diminta untuk membiayai urusan operasional yang menyangkut pembayaran listrik, air, dan internet di sana.

Bahkan, untuk fasilitas penunjang di dalam, kata Chozin, banyak yang berasal dari sumbangan relawan.

KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Sebuah restoran bernama Common House yang telah tutup dan dipakai sebagai tempat perkumpulan relawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno seluruh Jakarta di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).
Tempat itu akan digunakan oleh relawan Anies-Sandiaga selama empat bulan ke depan, yakni pada masa kampanye pilkada DKI Jakarta tahun depan.

"Di sini jadi tempat semua relawan berkumpul, berkomunikasi, dan konsolidasi terkait pemenangan Anies-Sandi. Relawannya juga bukan cuma anak muda, tetapi orangtuanya juga banyak," ujar dia.

(Baca juga: Anies: Blok G Tanah Abang Sudah Ditata, tetapi Malah Menimbulkan Masalah Baru)

Chozin mengaku tidak tahu berapa biaya sewa bangunan tersebut selama masih dipakai sebagai restoran.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com