TANGERANG, KOMPAS.com - Masalah banjir di perumahan Total Persada, Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, telah lama jadi perhatian pihak Pemerintah Kota Tangerang. Meski telah mengetahui kondisi itu sejak dulu, belum ada penanganan atau tindakan dari pemerintah dalam rangka mengatasi banjir yang menjadi masalah serius bagi sekitar 800 kepala keluarga (KK) di sana.
"Kalau ditanya kenapa baru dianggarkan tahun ini untuk mengatasi banjir, dari sisi teknis, terkait dengan penyediaan infrastruktur yang cukup besar. Dana yang dianggarkan itu puluhan miliar rupiah, jumlah yang cukup besar untuk satu perumahan saja," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang, Taufik, kepada Kompas.com pada Selasa (15/11/2016) malam.
Kawasan perumahan Total Persada mencakup dua RW di Kelurahan Gembor, yakni RW 07 dan 08. Menurut pengakuan sejumlah warga di posko pengungsian, banjir di Total Persada telah terjadi sejak tahun 1997 silam. Artinya, hampir 19 tahun kondisi serupa terjadi berulang kali. Marvin, warga RT 07 RW 07 Kelurahan Gembor, masih ingat betapa lelahnya dia bersama istri dan saudara-saudaranya membersihkan rumah dari lumpur bekas banjir.
Dia mengenang masa-masa banjir sebelumnya, ketika air sudah surut dan rumah telah dirapikan, tiba-tiba banjir kembali datang dan memasuki seisi rumahnya.
"Kita-kita di sini kalau dibilang kebal, sudah kebal. Tapi, capeknya itu, tiap kali rapi-rapi. Kulkas kan enggak bisa diangkat, terpaksa terendam, nanti tunggu kering agak lama baru bisa dipakai. Belum kalau rusak, harus diservis dulu. Sudah bosan begini terus," tutur Marvin.
Selama banjir menggenangi rumahnya, dia terpaksa tidak masuk kerja. Atasan di tempatnya bekerja pun disebut harus dikirimi foto kondisi banjir di rumahnya setiap hari sebagai alasan pendukung izin berhalangan kerja pada hari itu.
Banjir di perumahan Total Persada bukan tanpa solusi. Meski dinilai sudah sangat terlambat oleh warga, Pemerintah Kota Tangerang ternyata telah menganggarkan dana sebesar Rp 31,2 miliar untuk penanganan banjir.
Anggaran itu dialokasikan untuk pembangunan tanggul, turap, normalisasi sungai, dan pembangunan pintu air pada tahun 2016 dan 2017. Hal lain yang mesti diurus juga adalah koordinasi dengan pemerintah pusat.
Lokasi perumahan Total Persada berada persis di antara dua pertemuan aliran sungai, yakni Kali Cirarap dan Kali Ledug. Kali Ledug menjadi kewenangan Pemerintah Kota Tangerang, sedangkan Kali Cirarap dipegang oleh pemerintah pusat.
Adapun aliran air berasal dari hulu Kali Cirarap yang ada di Kabupaten Bogor, lalu mengalir ke Kali Ledug, hingga kemudian bermuara di Laut Jawa.
"Sebenarnya sudah ada pembangunan tanggul dari Pemkot Tangerang, tapi itu tidak merata. Ada yang 2,5 meter, ada yang 3 meter. Rencananya, nanti mau dibangun lagi tanggul dan turap sepanjang satu kilometer sama pintu air. Jadi, debit air bisa diatur dari Kali Cirarap ke Kali Ledug," tutur Taufik.
Beda kewenangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat membuat realisasi normalisasi sungai berjalan lambat. Ketika Pemerintah Kota Tangerang telah menguruk dan mengembalikan fungsi Kali Ledug, tetapi Kali Cirarap belum dinormalisasi, maka kemungkinan untuk banjir lagi masih tinggi.
Ditambah lagi dengan posisi perumahan Total Persada yang lebih rendah dari sungai di sekitarnya. Jika bicara kondisi normal atau tidak banjir saja, air bekas pakai rumah tangga di sana harus dibuang dengan cara dipompa ke Kali Ledug yang bersebelahan dengan tanggul perumahan.
"Dari kami sudah ada sepuluh pompa di Total. Kapasitas pompanya memang yang sedang, bukan yang besar, karena kalau pakai yang besar harus ada perangkat tambahan lagi," ujar Taufik.
Dengan dana Rp 31,2 miliar, Pemerintah Kota Tangerang berencana juga untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong di sekitar perumahan sebagai tempat membangun tandon air. Nantinya, jika banjir lagi, air dapat ditampung di tandon sementara itu dengan sistem sodetan dari Kali Ledug.
Sembari mengalirkan air ke tandon sementara, pihaknya juga akan mengosongkan debit air di Situ Bulakan, tempat yang biasa dipakai untuk menampung air berlebih dari Kali Cirarap dan Kali Ledug. Setelah dikosongkan, air dari tandon baru dialirkan ke Situ Bulakan.
Seorang ibu, Ratna, berharap kali ini pemerintah benar-benar bertindak mengatasi banjir di tempatnya. Meski dipandang sebagai sebuah perumahan kecil, warga di sana ikut menilai bagaimana keseriusan Pemerintah Kota Tangerang kali ini.
"Sayang uangnya buat bantuan kayak begini setiap kali banjir. Mendingan uangnya dipakai bikin turap atau apa, biar kata keluar mahal dikit, tapi ke depannya enggak pusing lagi, gitu loh," ucap Ratna.