Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: Meski Popularitas Paling Tinggi, Tingkat Kesukaan terhadap Ahok-Djarot Paling Rendah

Kompas.com - 21/12/2016, 09:19 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat kesukaan warga DKI Jakarta terhadap pasangan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat memiliki persentase paling rendah dibandingkan dengan dua pasangan penantangnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal itu dilihat dari hasil survei Litbang Kompas yang diselenggarakan pada 7-15 Desember 2016.

Dalam survei tersebut, setiap responden diminta untuk memberikan penilaian kesukaan mereka terhadap semua calon gubernur dan calon wakil gubernur. Dari enam nama calon gubernur dan wakil gubernur, tingkat kesukaan responden paling rendah pada Ahok dan Djarot, yakni di bawah 80 persen.

Ahok sendiri disukai oleh 70,6 persen responden, sementara tingkat kesukaan terhadap Djarot yakni 73,3 persen.

Cagub Anies Baswedan menempati urutan pertama dengan tingkat kesukaan 87 persen. Sementara wakilnya, Sandiaga Uno, disukai oleh 83,3 persen responden.

Sementara tingkat kesukaan responden terhadap cagub Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 86,4 persen, hanya beda 0,6 persen dengan Anies. Calon wakil Agus, yaitu Sylviana Murni, disukai oleh 82 persen responden.

Survei juga merekam 51,5 persen responden mengaku tidak akan memilih Ahok-Djarot. Faktor gaya komunikasi dan kasus hukum yang menjerat Ahok menjadi alasan dominan.

(Baca: Survei Litbang Kompas: Pemilih Agus-Sylvi atau Anies-Sandi Akan Hindari Ahok-Djarot di Putaran Kedua )

KOMPAS.com Hasil survei Litbang Kompas
Meski begitu, dari tiga calon gubernur, tingkat popularitas Ahok paling tinggi, yakni 88,5 persen. Posisinya disusul Agus dengan tingkat popularitas 84,4 persen dan Anies 79,5 persen.

Demikian juga dengan popularitas Djarot yang menempati urutan nomor satu dibandingkan calon wakil gubernur lainnya. Djarot memiliki tingkat popularitas 76,5 persen, disusul Sandi yang popularitasnya 73,8 persen responden, dan Sylvi dengan tingkat popularitas 69,3 persen.

Adapun elektabilitas Agus-Sylvi berada di urutan pertama dengan dukungan 37,1 persen. Posisi ini dibayangi ketat oleh pasangan Ahok-Djarot yang didukung 33 persen responden. Selanjutnya potensi keterpilihan pasangan Anies-Sandi berada di angka 19,5 persen. Sementara responden yang belum menentukan pilihan sebesar 10,4 persen.

(Baca: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Agus-Sylvi 37,1 Persen, Ahok-Djarot 33 Persen, Anies-Sandi 19,5 Persen)

Survei itu dilakukan secara tatap muka terhadap 800 responden secara acak yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta. Jumlah responden di setiap wilayah ditetapkan secara proporsional.

Survei dilakukan menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih sementara (DPS) DKI Jakarta. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin error plus minus 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.

Laporan lengkap terkait hasil survei pre-election oleh Litbang Kompas itu secara lengkap bisa dibaca di harian Kompas terbitan Rabu (21/12/2016). Anda bisa mengikuti ulasan Litbang Kompas yang akan menurunkan empat tulisan mendalam secara berturut-turut di harian Kompas mulai Rabu hari ini.

Selain melalui koran cetak, Anda bisa mengakses harian Kompas versi e-paper melalui aplikasi di telepon seluler Anda atau melalui website epaper.kompas.com jika dari desktop. Bagi Anda yang belum berlangganan harian Kompas, klik di sini untuk berlangganan.

Anda bisa menemukan versi cetak lebih lengkap di Harian Kompas edisi 21 Desember 2016, di halaman 1 dengan judul "Pemilih Loyal Menjadi Kunci".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com