Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Ajakan "Tamasya Al Maidah", Ini Kata Bawaslu DKI

Kompas.com - 16/03/2017, 19:09 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan, pemungutan dan penghitungan suara pada Pilkada boleh disaksikan oleh semua pihak.

Namun, Mimah meminta tidak satu pun pihak yang mengintervensi dan mengganggu keamanan, serta kenyamanan pemilih dalam menggunakan hak pilihnya.

"Pelaksanaan pungut hitung dilakukan di tempat terbuka, semua bisa menyaksikan. Asal jangan mengganggu keamanan, ketentraman, dan kenyamanan pemilih," ujar Mimah melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (16/3/2017).

Mimah mengatakan hal tersebut untuk menanggapi adanya informasi tentang "Tamasya Al Maidah" yang mengajak orang dari luar Jakarta menjaga tempat pemungutan suara (TPS) pada Pilkada DKI pada 19 April 2017. Selain itu, Mimah menegaskan pelaksanaan Pilkada harus berjalan jujur dan adil.

"Pelaksanaannya harus berjalan jurdil dan demokratis," kata dia.

 

Baca: Sandiaga Ajak Kaum Muda Kawal TPS saat Pemungutan Suara Putaran Kedua

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pengerahan massa, Bawaslu DKI akan membekali pengawas di tiap TPS untuk menjalankan pengawasan sesuai aturan yang ada.

Bawaslu DKI juga telah mengingatkan KPU DKI Jakarta apabila akan mengeluarkan surat edaran terkait pemungutan dan penghitungan suara, harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum pencoblosan. Dengan begitu, Bawaslu DKI bisa menyosialisasikannya kepada pengawas TPS.

"Tentu saja pengawasan di TPS akan mengacu pada aturan PKPU putaran kedua," ucap Mimah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono sebelumnya mengatakan, pihaknya telah mendengar tentang "Tamasya Al Maidah". Argo mengatakan, seharusnya tidak ada pengerahan massa saat pencoblosan.

"Masyarakat tinggal nyoblos sesuai hati nurani, enggak perlu mengerahkan massa," katanya kepada Kompas.com, Kamis (16/3/2017).

Baca: Polisi Minta Tak Ada Pengerahan Massa pada Hari Pencoblosan

Pada saat pencoblosan ada pihak Panwaslu dan Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) selaku panitia yang akan memastikan tidak ada kecurangan. Polisi dan TNI juga akan membantu pengamanan di TPS. Untuk mencegah pengerahan massa, Argo berencana akan berkoordinasi dengan KPU DKI Jakarta.

"Antisipasinya kami koordinasi dengan KPU DKI untuk sosialisasi," kata Argo.

Di media sosial dan aplikasi percakapan, beredar poster dari kelompok yang menyebut diri Gerakan Kemenangan Jakarta (Gema Jakarta) yang mengajak orang dari luar Jakarta berjaga di TPS saat pencoblosan. Ada aplikasi di Google Play Store yang bisa diunduh.

Kompas TV Warga melakukan protes karena tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com