Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Mengaku Senang Diberondong Keluhan Warga

Kompas.com - 28/11/2013, 12:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dibanjiri keluhan dari para perwakilan warga di lima kota administrasi serta satu kabupaten di DKI Jakarta. Keluhan tersebut dilontarkan warga dalam acara Rembuk Provinsi Jakarta 2013 di Ruang Diorama Monas, Jakarta.

Keluhan diawali dari perwakilan warga Kepulauan Seribu. Warga mengeluhkan kekurangan kapal nelayan, perhatian pemerintah terhadap budidaya produk kelautan, serta kurangnya kenyamanan akses pariwisata dari Jakarta ke Kepulauan Seribu. Menurut warga, kondisi pelabuhan di Jakarta Utara sangat memprihatinkan.

"Pelabuhan ke Kepulauan Seribu bau, banyak sampah. Karena itu dekat pelelangan ikan," ujar warga, Kamis (28/11/2013).

Keluhan kedua datang dari perwakilan warga Cipayung, Jakarta Timur. Lokalisasi prostitusi di Gongseng, Ciracas, Jakarta Timur, yang ditutup Pemprov DKI rupanya berimbas pada penyebaran pekerja seks komersial ke Kecamatan Cipayung melalui beragam bentuk bisnis usaha berbalut izin dari Dinas Pariwisata Jakarta. Perwakilan warga di Jakarta Pusat pun mengeluhkan maraknya peredaran narkotik di wilayahnya. Warga meminta Pemprov DKI meningkatkan kerja sama dengan Polri soal penegakan hukum.

"Selain itu, Menteng itu bukan hanya permukiman elite. Tapi ada juga permukiman padat penduduk. Kalinya penuh nyamuk dan banyak sampah. Kita harap perhatian Gubernur," ujarnya.

Sementara perwakilan warga di Jakarta Utara memprotes kebijakan Jokowi di bidang pendidikan. Di satu sisi, ia mengapresiasi positif program Kartu Jakarta Pintar. Tetapi, di sisi lain, ia menilai Pemprov DKI kurang mengintervensi kurikulum bagi pelajar hingga pendidikan hanya menyentuh sisi luar tanpa fokus ke nurani.

Perwakilan warga Jakarta Selatan mengadukan pembangunan salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Fatmawati. Menurut warga tersebut, pembangunan pusat perbelanjaan itu mengganggu lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, ia meminta Jokowi meninjau izin dari pembangunan pusat perbelanjaan tersebut.

Joko Widodo mengaku senang atas adanya rembuk provinsi semacam ini. Menurut Jokowi, acara tersebut untuk mengkroscek persoalan yang telah didata Pemprov DKI dengan persoalan yang diungkapkan perwakilan warga DKI Jakarta.

"Forum ini masukan buat saya dan saya akan cek ke lapangan. Kalau saya jawab di sini terlalu lama. Kalau di lapangan, saya bisa lihat dan langsung bisa diputuskan," ujar Jokowi.

Acara rembuk provinsi tersebut merupakan acara temu warga dengan Gubernur secara massal pertama kali. Perwakilan warga di lima kota administrasi dan satu kabupaten di Jakarta dipilih dari ketua RT, RW, serta Lembaga Musyawarah Kelurahan dan Kecamatan. Acara tersebut tampak berlangsung meriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com