Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Membunuh, Irwan Minta Tebusan Rp 50 Juta ke Keluarga Korban

Kompas.com - 07/03/2014, 17:39 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi berhasil meringkus pembunuh Desy Ekasari (19), perempuan yang jasadnya ditemukan di Jalan Pantai Indah Barat, Pantai Indah Kapuk (PIK), Kelurahan Kamal Mudara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada 3 Maret lalu.

Saat ditemukan, jasad Desy dalam keadaan setengah bugil dan tubuhnya menungging dengan kepala dimasukkan ke dalam lubang di tanah.

Pelaku pembunuhan Desy diketahui bernama Irwan Alexandria (26). Dia tukang kayu yang bekerja di daerah Kapuk Muara, Jakarta Utara.

Kepala Kepolisian Sektor Metro Penjaringan, Ajun Komisaris Besar Suyudi AS, mengatakan, Tim Resmob Polsek Metro Penjaringan menangkap Irwan di sebuah pergudangan Kapuk Muara. Saat itu Irwan sedang tidur.

Irwan mengaku berkenalan dengan Desy melalui media sosial Facebook. "Setelah berkenalan selama satu bulan, mereka berjanji untuk bertemu. Korban juga sempat dijanjikan akan dinikahi dan dipertemukan dengan keluarga pelaku," ujar Suyudi di Polsek Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (7/3/2014).

Irwan dan Desy akhirnya membuat janji bertemu di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (2/3/2014). Setelah bertemu, pelaku mengajak korban ke rumahnya dengan menggunakan bajaj. Ternyata korban dibawa ke kebun kosong di pinggir jalan Pantai Indah Barat, Pantai Indah Kapuk.

"Saat diturunkan korban sudah mulai curiga, namun tetap dipaksa pelaku, korban yang sempat melawan dengan menggigit jari pelaku langsung diseret oleh pelaku untuk masuk ke dalam kebon kosong tersebut," jelas Suyudi.

Di tempat itu, kata Suyudi, Irwan memerkosa korban kemudian menyerangnya dengan kapak sampai korban meninggal.

"Pelaku membenamkan kepala korban ke dalam tanah, katanya sih menurut kepercayaannya pelaku supaya dia enggak ketangkap," kata Suyudi.

Setelah membunuh korban, pelaku membawa kabur ponsel korban untuk meminta tebusan kepada keluarga korban sebesar Rp 50 juta. "Jadi pelaku sempat menghubungi dua kali keluarga korban di Pemalang, Jawa Tengah, untuk meminta tebusan. Kalau tidak, korban akan dibunuh," ucap Suyudi.

Irwan, ayah seorang anak, mengaku membunuh Desy karena tergiur pada cerita korban bahwa dia orang kaya di kampungnya. Dia juga mengaku berencana membunuh korban. Oleh karena  itu, dia membawa kapak kayu untuk berjaga-jaga bila Desy melawan.

Dalam kasus ini polisi menyita dompet pelaku, serta dompet, kartu ATM, dan ponsel milik korban. Atas perbuatan tersebut, pelaku dijerat pasal berlapis, Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 338 tentang Pembunuhan, dan Pasal 365 tentang Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Megapolitan
Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Megapolitan
Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Megapolitan
Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

Megapolitan
840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

Megapolitan
Kini Bajaj Tak Lagi Eksis, Sopirnya Makin Susah Cari Rupiah...

Kini Bajaj Tak Lagi Eksis, Sopirnya Makin Susah Cari Rupiah...

Megapolitan
Cara Panji Bangkit dari Keterpurukan Setelah Ditinggal Sang Ayah Selamanya

Cara Panji Bangkit dari Keterpurukan Setelah Ditinggal Sang Ayah Selamanya

Megapolitan
Heru Budi: Saat Ini 57,58 Persen Pegawai Pemprov DKI adalah Perempuan

Heru Budi: Saat Ini 57,58 Persen Pegawai Pemprov DKI adalah Perempuan

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Cilincing, Sopir Diduga Hilang Kendali

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Cilincing, Sopir Diduga Hilang Kendali

Megapolitan
Dishub DKI Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas Imbas Proyek JSDP PUPR di Jakpus

Dishub DKI Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas Imbas Proyek JSDP PUPR di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com