Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denda Maksimal untuk Sopir Bandel

Kompas.com - 23/09/2014, 15:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terminal di Jakarta harus dikembalikan ke fungsinya semula sebagai pengendali layanan angkutan umum dan titik integrasi antarmoda transportasi publik. Diperlukan penguatan dari sisi kemampuan dan jumlah petugas jaga serta kerja sama dengan pihak lain.

Kepala Regu Terminal Manggarai, Jakarta Selatan, Waluyo, Senin (22/9/2014), mengakui kondisi itu. Setiap pagi sampai sekitar pukul 09.00, tukang ojek biasa melaju melawan arus di jalur transjakarta. ”Bayangkan itu betapa kacaunya. Kami selalu berusaha menegur. Saya sudah berkali-kali marah kepada mereka. Tetapi, kami tidak punya kuasa untuk menindak mereka.”

Sesuai dengan wewenangnya, Dinas Perhubungan dan jajaran di bawahnya tidak bisa lagi menindak kendaraan pribadi yang melanggar lalu lintas. Sebab, itu menjadi wewenang kepolisian. Di sisi lain, terkait ketertiban publik, seperti keberadaan PKL yang tidak pada tempatnya sampai pejalan kaki yang tidak bisa melewati trotoar, menjadi wewenang satuan polisi pamong praja (satpol PP) untuk mengawasinya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Ketertiban Umum.

Menurut Waluyo, hanya ada enam petugas dari Dinas Perhubungan bertugas di Terminal Manggarai. Jumlah itu sudah termasuk dirinya dan Kepala Terminal Manggarai M Hodir. Padahal, di kawasan sekitar terminal, meskipun Jalan Sultan Agung memang terbilang bukan jalan raya, itu cukup vital. Kawasan ini dilintasi jalur bus transjakarta dan menjadi poros utama pergerakan dari arah Jakarta Timur, Jakarta Pusat, ke Jakarta Selatan, dan sebaliknya.

Di sisi lain, terminal yang dirancang untuk mengintegrasikan angkutan umum reguler, bus transjakarta, dan stasiun kereta api itu sampai sekarang tidak berfungsi maksimal. Jalur ke stasiun belum terhubung sehingga orang jadi malas kalau dari trotoar biasa disuruh naik dulu ke jembatan. Padahal, menyeberang juga pendek saja jaraknya. ”Beda kalau ada sambungan jalan/jembatan langsung ke stasiun, pasti orang yang mau nyambung dari metromini ke KRL atau dari transjakarta ke KRL enggak tumpah dulu ke jalan,” ujar Waluyo.

Sopir diberi tilang

Penertiban di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, terus dijalankan setiap hari. Untuk menimbulkan efek jera, diberikan bukti pelanggaran (tilang) dengan denda maksimal. Bagi sopir yang tidak memiliki surat-surat kendaraan lengkap, mobilnya diderek.

Sejak tiga hari penertiban di Terminal Kampung Melayu, tak kurang dari 150 sopir angkutan umum beri surat tilang. Namun, mereka tidak kapok karena setengah jam setelah aparat polisi pergi, para sopir ini kembali mengokupasi jalan.

Umumnya sopir mikrolet yang berulah mangkal di tengah jalan untuk menarik penumpang. Seperti di Jalan Otista, sisi timur Terminal Kampung Melayu, itu kembali dipadati Mikrolet M06 (Kampung Melayu-Gandaria), M02 (Kampung Melayu-Pulogadung), dan M16 (Kampung Melayu-Pasar Minggu) setelah polisi meninggalkan terminal.

Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, penertiban akan berjalan terus setiap hari. Sopir angkutan umum yang melanggar diberikan tilang maksimal dengan surat tilang warna biru.

Setiap sopir yang diberi tilang harus membayar denda untuk bisa menebus surat izin perjalanan yang ditahan kepolisian ataupun Dishub DKI. Sementara itu, bagi sopir yang melanggar lalu lintas dan tak mengantongi surat-surat izin perjalanan yang lengkap, kendaraan angkutan umumnya akan diderek.

”Kami siapkan dua sampai tiga mobil derek di terminal. Angkutan umum yang tak dilengkapi surat-surat akan langsung diderek,” kata Hindarsono.

Kepala Terminal Kampung Melayu M Hatta mengatakan, penertiban sekarang ini bisa jadi belum memberikan efek jera bagi sopir. Karena itu, penertiban akan terus dilaksanakan untuk mengusik para sopir yang masih bandel mangkal di jalan sehingga mereka mau tertib dan tidak lagi mangkal di jalan.

Terkatung

Sejak penandatanganan kerja sama pada Juni 2012, revitalisasi Terminal Baranangsiang, Bogor, belum terwujud. Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman meminta PT Pancakarya Grahatama Indonesia selaku pengembang proyek untuk mengubah desain yang dinilai mengutamakan fungsi komersial daripada layanan terminal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Megapolitan
Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Megapolitan
Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Megapolitan
Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Megapolitan
Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Megapolitan
Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang 'Gate' Otomatis Rusak

Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang "Gate" Otomatis Rusak

Megapolitan
Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Megapolitan
Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Megapolitan
Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat 'Down'

Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat "Down"

Megapolitan
Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Megapolitan
Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 28 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 28 Juni 2024

Megapolitan
Iklan Skincare 'Cerah' Terkait Pilkada Jabar, Bima Arya: Kampanye Harus Beda dan Unik

Iklan Skincare "Cerah" Terkait Pilkada Jabar, Bima Arya: Kampanye Harus Beda dan Unik

Megapolitan
Pasang Billboard Skincare 'Cerah' di Bogor, Bima Arya Akui Terkait Pilkada Jabar

Pasang Billboard Skincare "Cerah" di Bogor, Bima Arya Akui Terkait Pilkada Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com