Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pembatasan Sepeda Motor, Polda Sebut Jakarta Harus Punya "Jalan Bergengsi"

Kompas.com - 28/11/2014, 13:48 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menjadikan wilayah Jakarta Pusat sebagai tempat uji coba pembatasan sepeda motor pada pekan kedua Desember nanti. Adapun lokasi yang dipilih adalah di Jalan M.H Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, hingga Harmoni.

Namun, kebijakan ini diprotes para pengguna sepeda motor. Mereka menilai aturan ini diskriminatif. Terlebih alasan yang digunakan adalah untuk menekan angka kecelakaan pengendara sepeda motor. [Baca: Kebijakan Pembatasan Motor Tak Populer, Ahok Tak Peduli]

Berdasarkan data bulan Januari-Oktober 2014 yang didapat Kompas.com dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kecelakaan di Jakarta Pusat ada 273.

Hal ini berbeda jauh dengan jumlah kecelakaan di Jakarta Timur yang memiliki angka tertinggi yaitu 612. Lalu, kenapa pembatasan sepeda motor diberlakukan di Jakarta Pusat?

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Restu Mulya Budianto mengatakan pembatasan sepeda motor di jalan tersebut bukan hanya untuk menghindari kecelakaan. Alasan utama adalah untuk mempersiapkan jalan protokol dengan program jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP). [Baca: "Penyebab Kemacetan Kan Mobil, Bukan Motor..."]

"Jadi itu kan terkait ERP. Nantinya hanya kendaraan roda empat atau lebih yang boleh melintas," ujar Restu, Jumat (28/11/2014).

Restu mengatakan Jakarta harus memiliki apa yang disebut dengan "jalan bergengsi". Layaknya tol, kendaraan yang melintas harus membayar. Selain itu, kendaraan yang boleh hanya roda empat ke atas. [Baca: "Larang Sepeda Motornya Sekarang, Kok Beli Bus Gratisnya Baru Tahun Depan, Pak Ahok?"]

Roda dua tidak boleh melaluinya. Aturan pembatasan sepeda motor dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat akan peraturan itu. "Nah bagi pengendara motor, disediakan jalur alternatif," ujar Restu.

Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Irvan Prawira juga memprediksi kondisi lalu lintas setelah pembatasan sepeda motor akan runyam.

Namun, dia menilai hal itu hanya bersifat sementara. "Orang pasti pada kebingungan mencari jalan alternatif pada awalnya," ujar Irvan ketika dihubungi, Kamis (27/11/2014) kemarin. Namun, Irvan mengatakan, polisi juga akan memahami hal itu.

Kata dia, polisi tidak akan langsung melakukan penilangan terhadap pengendara motor yang salah jalan pada 17 Desember nanti. Peringatan akan diberikan terlebih dahulu. Penilangan sendiri akan dilakukan setelah program ini berjalan satu bulan.

Mengenai kemacetan yang mungkin berpindah ke jalan lain, kata Irvan, hal itu akan diatur ketat oleh polisi lalu lintas. Justru Irvan berharap, adanya aturan ini akan mengurangi kemacetan. Para pengendara motor akan beralih ke kendaraan umum.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, menabahkan bahwa kebijakan tersebut ditempuh berdasar pada beberapa pertimbangan. "Sepeda motor itu sekarang sudah ada 11 juta di seluruh DKI. Tingkat pertumbuhannya sangat tinggi," kata Rikwanto, Selasa (11/11/2014) lalu.

Pembatasan sepeda motor ini juga dapat disebut sebagai manajemen lalu lintas karena peningkatan kepemilikan kendaraan tidak dapat dicegah. Jakarta sendiri merupakan pangsa pasar terbesar untuk pemasaran kendaraan roda empat, yakni 30,9 persen, dan roda dua sebesar 15,92 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com