Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNS DKI Berharap Tak Ada Lagi Keterlambatan Gaji

Kompas.com - 08/01/2015, 15:08 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluh karena belum menerima gaji sampai hari ini, Kamis (8/1/2015).

Salah seorang PNS yang mengeluhkan telatnya gaji itu adalah Dian Permata Sari, staf di Kelurahan Gelora Bung Karno. Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab keterlambatan itu. Sementara itu ia perlu membayar sejumlah tagihan dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

"Agak berat sih karena gaji belum dibayar. Harus hemat-hemat ngeluarin uang," ujar Dian saat ditemui di Kantor Kelurahan Gelora Bung Karno, Kamis (8/1/2015).

Dian menambahkan ia merasa beruntung karena suaminya bekerja. Namun beberapa temannya merasakan dampak keterlambatan itu. Mereka mengalami kesulitan untuk membayar cicilan sehingga harus menggunakan tabungan, bahkan sampai meminjam uang.

"Ada yang bekerja tunggal. Harus bayar cicilan, sekolah anak, belum lagi biaya hidup," ucap wanita yang sudah lima tahun bekerja sebagai staf kelurahan itu.

PNS lain yang juga mengeluh karena gajinya terlambat adalah Suhadi. Staf Kecamatan Kebayoran Baru itu ikut merasakan dampak langsung dari keterlambatan pembayaran gaji. Pasalnya, pria yang memiliki cicilan di Bank DKI itu terpaksa harus mencari uang untuk membayar cicilan tersebut.

Suhadi berharap, keterlambatan pembayaran gaji tidak teruang lagi. ia mengatakan, gaji tersebut sangat dibutuhkan untuk membayar kebutuhan hidupnya sehari-hari. "Jangan terlambat lagi-lah," ujar Suhadi saat ditemui di Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, Kamis (8/1/20015).

Meski tak merasakan dampak langsung dari keterlambatan pembayaran gaji PNS, Muhammad Rivai, mengaku cemas kalau keterlambatan pembayaran gaji akan berdampak pada hilangnya tunjangan kerja derah (TKD).

“Kalau gaji telat saya tidak terlalu cemas, yang saya khawatirkan kalau TKD tidak turun,” ujar Muhammad Rivai, staf Sarana, Prasarana dan Kebersihan Kecamatan Kebayoran Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com