Sejumlah ibu dan remaja putri duduk melingkar di sudut-sudut koridor selter. Tangannya memegang sebilah pisau tipis. Mereka tampak lihai mengupas bawang satu persatu. Di samping mereka terdapat tumpukan bawang merah yang sudah bersih dikuliti.
"Daripada menganggur, enggak ada kerjaan di sini. Mending ngupasin bawang," ujar Yati, salah seorang warga yang sedang mengupas bawang merah ditemui di selter Jembatan Baru, Kamis (12/2/2015).
Yati mengaku, pengahasilannya selama mengupas bawang memang tidak seberapa, hanya Rp 13.000 untuk 10 kilogram. Namun, upah yang dia dapat biasanya digunakan untuk membeli kebutuhan makan untuk ia dan keluarganya.
Tak hanya Yati, Dwi Septianti, remaja berumur 14 tahun juga ikut mencari rezeki di tengah-tengah pengungsian. Uang dari jerih payahnya akan ia gunakan untuk membeli nasi bungkus.
"Di sini kan kami enggak dapat bantuan. Jadi terpaksa beli sendiri. Semuanya pakai uang sendiri," ujar remaja berambut panjang itu.
Dwi, begitu ia disapa mengaku bantuan nasi bungkus selama berada dipengungsian sangat minim. Selama tiga hari tinggal di selter, pengungsi baru mendapatkan satu kali nasi bungkus.
"Pas dikasih nasi bungkus jam dua pagi. Waktu semua pengungsi lagi tidur. Sekarang belum dikasih bantuan lagi," ucap Dwi.
Pengungsi lainnya, Devi mengatakan nasi bungkus yang dibagikan juga sangat kurang. Satu keluarga mendapatkan jatah satu nasi bungkus. Padahal, satu keluarga bisa mencapai empat, lima, hingga enam pengungsi.
Selain itu, minimnya fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di pos penampuangan selter transjakarta Jembatan Baru menambah beban pengeluaran korban banjir.
"Di sini enggak ada MCK, makanya kita harus ke WC umum. Sehari bisa habis Rp 20ribu untuk ke WC doang," kata Dewi.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat Ika Yuli Rahayu mengimbau masyarakat untuk menempati posko-posko resmi yang sudah didirikan tim gabungan Pemkot Jakarta Barat.
"Para pengungsi harus ke posko resmi yang sudah Pemkot Jakarta Barat sediakan agar bantuan bisa sampai ke mereka," ucap Ika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.