Sedikit melenceng dari topik jumpa pers, Lulung justru mencurahkan isi hatinya (curhat).
"Jangan dong menunjuk-nunjuk orang. Dia di ruang publik mencaci maki kita koruptor. Kami ini punya keluarga yang hidup di tengah masyarakat," kata Lulung.
Curhat Lulung tersebut mengacu pada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang mengatakan adanya indikasi korupsi terhadap sejumlah oknum anggota Dewan beberapa waktu lalu.
Selain itu, Lulung meminta media bisa lebih berimbang dalam pemberitaan terkait fakta dan kebenaran.
"Dia men-judge kita sembarangan. Ini pelanggaran hukum. Pelanggaran etika. Ayo bela kebenaran. Bestari sudah diancam tadi. Ketika usulan angket dicabut Nasdem, dia ngomong enggak perlu dicabut. Gila enggak itu," ujarnya.
Sebelumnya, Ahok memastikan proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap berjalan meskipun Partai Nasdem menarik hak angket.
Menurut dia, upaya DPRD untuk menyelipkan anggaran siluman senilai Rp 12,1 triliun ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI tidak dapat disepakati.
Basuki menjelaskan alasannya mengapa baru sekarang ini ia melaporkan kasus penyalahgunaan APBD sejak tahun 2012 lalu.
Basuki mengatakan, penyalahgunaan anggaran tahun-tahun sebelumnya kebanyakan membuat pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) masuk ke dalam jeruji besi.
Sementara itu, oknum DPRD terbebas dari tuduhan penyalahgunaan anggaran. Karena tidak menggunakan e-budgeting saat menyusun anggaran, banyak anggota DPRD yang berkelit tidak terlibat dalam penyalahgunaan anggaran. [Baca: Ahok: DPRD Ajak Saya Main Koboi dan Sudah Cabut Pistol]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.