Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Bedakan Dokumen Asli dan Palsu pada Kendaraan Bermotor

Kompas.com - 18/03/2015, 23:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penangkapan IS, pelaku pemalsuan dokumen kendaraan bermotor, oleh Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/3/2015), membuktikan bahwa banyak dokumen palsu yang beredar di masyarakat.

Agar warga tidak terkecoh, polisi menjelaskan perbedaan antara dokumen asli dan palsu pada kendaraan bermotor. Secara kasatmata, perbedaan itu tidak signifikan dan harus dilihat dengan sinar X.

"Kalau dilihat secara kasat mata, sangat mirip. Namun setelah melalui X-ray oleh alat kami di Polda Metro Jaya, tidak terlihat garis air di STNK tersebut, sama juga dengan BPKB," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Ari Cahya Nugraha kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2015).

Garis air yang dimaksud merupakan benang pengaman yang sulit untuk dipalsukan. Biasanya, bentuk pengaman STNK yang palsu adalah cetakan, bukan jahitan.

"Bisa dilihat kok, hologram milik Polda dan Dispenda sangat terlihat sekali bedanya pada yang palsu," kata Ari. [Baca: Mudahnya Dokumen Palsu Kendaraan Bermotor Dibuat]

Selain itu, Ari juga mengatakan bahwa perbedaan selanjutnya ada pada bahan yang dipakai oleh pelaku. Menurut Ari, STNK dan BPKB asli tidak akan pudar jika terkena air.

"Kalau STNK kena air, enggak akan pudar. Kemudian, kalau BPKB palsu, fakturnya lebih tebal daripada yang asli," ujarnya.

Supaya lebih jelas, Ari menyarankan masyarakat untuk melakukan pengecekan ke kantor polisi guna mendapat keterangan lebih lanjut. Selain itu, ia juga mengimbau untuk tidak tergiur dengan biaya murah dalam pembuatan STNK dan BPKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com