"Enggak tahu juga. Tadi lagi markir terus diajak foto-foto sama Buser. Terus dibawa ke kantor polisi," kata ITD.
Menurut ITD, dia ditangkap karena menjadi juru parkir ilegal. Namun, remaja putus sekolah tersebut mengaku terpaksa bekerja lantaran untuk membantu menafkahi kebutuhan keluarganya.
"Sebetulnya memang tidak boleh (jaga parkir) sembarangan. Tetapi, mau bagaimana lagi. Sekalian bantu keluarga cari duit," kata bungsu dari tujuh bersaudara tersebut.
Pantauan Kompas.com, beberapa preman yang diamankan polisi diminta membuka baju agar terlihat tatonya. Bahkan, salah satu preman ada yang mengukir tato bertuliskan "I Love Mom" di dadanya.
"Iya Pak. Saya sayang mama saya meskipun kadang-kadang suka galak," kata pria yang bernama Anto (23) tersebut.
Anto mengaku bekerja sebagai pengamen keliling di kawasan yang banyak warung makannya. Dari hasil mengamen, dia sanggup mengumpulkan uang sekitar Rp 35.000-Rp 70.000 per hari.
"Lumayanlah Bang. Sebelumnya, waktu kerja di studio tato dua bulan lalu, paling cuma dapat Rp 800.000-Rp 900.000 sebulan," kata pengamen yang diciduk saat sedang melantunkan lagu tersebut.
Sementara itu, Santoso (28), warga Srengseng Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku nekat merampas handphone seorang laki-laki di Jalan Royal, di Kelurahan Muara Baru, sekitar pukul 07.30 WIB. Residivis kasus pencurian dengan kekerasan (curas) tersebut terpaksa kembali ke bui akibat ulahnya.
"Untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah. Kalau hanya mengandalkan penghasilan saya, paling cuma dapat Rp 6 juta, itu pun harus melaut selama tiga bulan," ujar lelaki yang mengaku bekerja sebagai nelayan itu.
Polrestro Jakarta Utara mengamankan 91 orang dalam razia preman. Selain itu, aparat juga mengamankan barang bukti berupa 6 senjata tajam, 2 ponsel, sejumlah uang, dan minuman keras.
Penangkapan tersebut dihasilkan seusai melakukan mapping di tujuh titik rawan curas, pemalakan, penjambretan, tawuran, hingga "bajing loncat" di wilayah Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.