Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kadernya Terseret Kasus, Apa Penjelasan Hanura DKI?

Kompas.com - 14/05/2015, 18:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — DPD Partai Hanura DKI Jakarta menyatakan tidak akan memberi toleransi terhadap anggota yang terbukti terlibat kasus hukum. Hanura bahkan menyatakan tidak akan segan untuk melakukan pemecatan, meskipun kader tersebut sedang tercatat sebagai anggota legislatif.

Sekretaris DPD Partai Hanura DKI Jakarta Very Younefil menilai, kader partai yang terbukti terlibat dalam kasus hukum berpotensi merusak citra partai. Karena itu, pemecatan merupakan jalan keluar yang tepat untuk menyelamatkan martabat dan harga diri partai.

"Kalau terbukti bersalah, akan kami pecat sebagai kader Hanura dan anggota DPRD DKI. Tidak ada toleransi pokoknya, dan pasti DPP setuju," kata Very saat dihubungi, Kamis (14/5/2015).

Saat ini, dua kader Hanura DKI tercatat sedang tersandung kasus hukum. Keduanya tercatat sama-sama menjabat sebagai anggota DPRD DKI. [Baca: Dituding Gelapkan Rp 18 Miliar, Anggota DPRD DKI Ini Dilaporkan ke Polisi]

Kader yang pertama adalah Fahmi Zulfikar Hasibuan, yang saat ini tercatat sebagai saksi dalam kasus pengadaan uninterrubtible power supply (UPS) pada 2014. Beberapa waktu lalu, ruangan kerja Fahmi sempat digeledah penyidik dari Bareskrim Polri.

Kader yang kedua adalah Wahyu Dewanto, yang menjadi terlapor dalam tuduhan dugaan penggelapan uang Rp 18 miliar, dan penggelapan dalam jabatan.

Verry mengaku akan terus memonitor perkembangan kasus yang sedang dialami oleh dua kadernya itu. "Kami akan mengikuti proses hukum mereka. Jika memang ada bukti-bukti kuat yang menyatakan mereka bersalah, pastinya akan kami tindak tegas," ujar Verry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com