Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Polisi Bunuh Istri Mencerminkan Ada Masalah Pembinaan Mental di Kepolisian

Kompas.com - 29/03/2016, 20:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bripka Triyono, anggota Pengamanan Obyek Vital (Pam Bibit) Polresta Depok, Jawa Barat, membunuh istrinya, Ratnita Handriani (37), beberapa hari lalu. Tindakan tersebut dilakukan Triyono bersama seorang temannya.

Mengapa seorang polisi bisa melakukan hal semacam itu?

Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, menilai, ada kelemahan dalam pembinaan mental anggota kepolisian, khususnya di jajaran terdepan, seperti polsek dan polres. Akibatnya, personel polisi di jajaran tersebut paling rentan melanggar hukum.

"Ini menunjukkan pembinaan mental di tingkat polres dan polsek cenderung lemah. Padahal, di sana kadang terlalu berat beban pekerjaannya," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/3/2016).

Pembinaan mental yang bisa dilakukan menurut Bambang meliputi nasihat rutin atau pengarahan, yang bisa dilakukan oleh pemuka agama ataupun pimpinan polisi setempat. Jika pembinaan mental semacam ini lemah, ditambah beban pekerjaan yang berat, anggota kepolisian akan jadi rentan mengalami masalah.

Profesi polisi dekat dengan masalah kriminalitas. Menurut Bambang, kriminalitas bisa menular ke perilaku polisi jika mentalnya lemah.

Ia tak sepakat jika dalil "polisi juga manusia" dipakai untuk membenarkan hal semacam itu. Menurut dia, profesi polisi dilakukan orang terpilih dan berkarakter tinggi yang telah melalui tahapan seleksi.

"Kalau tidak, berarti ada masalah, dong, dalam proses rekrutmennya. Namun, memang, kita dengar, cara main belakang (untuk masuk polisi) masih kita dengar," ujarnya.

Bambang menyarankan adanya konseling dan psikotes berkala bagi anggota polisi. Perkembangan mental anggota, menurut dia, perlu tetap dipantau. Namun, memang, psikotes tidaklah murah.

"Perlu ada maintenance kejiwaannya, tidak hanya briefing oleh misalnya Pak Kiai saja, tetapi ada konseling yang dilakukan. Jadi, bisa tahu kondisi anggotanya gimana. Kalau sudah ditemukan ada masalah karena pekerjaannya, cepat-cepat dipindahkan dulu ke yang lebih tenang pekerjaannya," ujar Bambang.

Bripka Triyono melakukan pembunuhan terhadap istrinya sendiri pada Minggu (27/3/2016) bersama rekannya, Rahmat alias Mamat alias Madun. Triyono sempat memukul istrinya, lalu menyuruh Mamat membekap perempuan itu dengan memakai bantal.  Ratnita, istri Triyono, pun tewas.

Motifnya, Triyono kesal karena kerap dimarahi istrinya. Ia menganggap istrinya terlalu cerewet dan sering marah-marah.

Bripka Triyono diketahui memiliki dua anak dari Ratnita, yakni N (7) dan F (5).

Triyono dan Mamat kini diamankan pihak Polresta Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com