Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN Ungkap Pencucian Uang Rp 36,9 Miliar

Kompas.com - 19/05/2016, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Narkotika Nasional mengungkap kasus tindak pidana pencucian uang yang dilakukan tiga sindikat narkoba dari Aceh, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan.

Barang bukti yang disita berupa uang tunai, mobil, sertifikat tanah, dan tempat usaha senilai Rp 36,9 miliar.

Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Arman Depari, Rabu (18/5), mengatakan, uang tunai dan aset-aset tersebut didapatkan dari tujuh tersangka yang merupakan bandar narkoba dan jaringannya.

Tiga bandar besar yang termasuk dalam tujuh tersangka itu adalah Radir, Togiman, dan M Denny. Ketiganya masing-masing berasal dari Aceh, Medan, dan Kalimantan Selatan.

Dari sindikat Radir, BNN menyita barang bukti 11 kg sabu, 4.000 butir ekstasi, dan aset Rp 16 miliar.

Dari sindikat Togiman, disita barang bukti 46.000 butir ekstasi; 20,5 kg sabu; 600.000 butir pil happy five; dan uang Rp 16,4 miliar. Adapun dari M Denny disita 2,5 ton sabu dan aset senilai Rp 4,5 miliar.

"Denny adalah residivis empat kasus pidana narkoba berbeda yang berasal dari Lubuk Pakam, Medan. Dia mengaku berbisnis narkoba sejak 2004,” kata Arman.

Menurut Arman, ketiga tersangka ini merupakan pemain lama dalam bisnis narkoba. Sebagian besar barang didapatkan dari Malaysia.

Mereka mengelabui warga dan aparat dengan cara mendirikan lahan kelapa sawit, penggilingan padi, ataupun ruang pamer mobil.

Keterlibatan tiga bandar besar ini terkuak atas kesaksian kurir yang ditangkap sebelumnya.

”Kami lalu menelusuri sekitar tiga bulan, dan baru bisa menemukan tiga bandar besar itu. Selain perkara pokok narkoba, mereka juga dijerat dengan TPPU (tindak pidana pencucian uang),” ujarnya.

TPPU diterapkan untuk memutus mata rantai jaringan narkoba. Dengan asumsi asetnya disita negara, diharapkan para bandar kapok dan mata rantai perdagangan narkoba terputus.

Program itu sudah ada sejak 2010, tetapi baru fokus ditangani direktur TPPU pada 2015.

Diambil alih

Direktur Tindak Pidana Pencucian Uang BNN Rokhmad Sunanto menambahkan, nilai aset Rp 36,9 miliar itu diharapkan bisa diambil alih BNN untuk biaya dan keperluan operasional.

Halaman:


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com