Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadilan untuk Siswi Madrasah yang Tewas Diperkosa di Jasinga

Kompas.com - 24/06/2016, 10:09 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Mas, ayo kita jalan-jalan," ucap Hakim Binsar Gultom, Kamis (23/6/2016), menirukan perkataan AAP (12), siswi madrasah yang tewas di Perhutani Jasinga, Bogor.

Sepotong ajakan tersebut menjadi awal mula pembunuhan sadis oleh Anwar alias Rizal (34) kepada adik sepupunya sendiri pada 22 Oktober 2015 silam.

Siang itu, sekitar pukul 14.00, AAP yang baru pulang sekolah menghampiri Rizal yang bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Ajakan AAP yang berharap diajak rjalan-jalan naik motor ke tempat rekreasi, langsung memancing niat jahat Rizal.

Dengan meminjam motor Supra milik bos-nya, Rizal mengajak AAP berputar-putar dari Jatipulo, Cengkareng, Legok, Curug, sebelum sampai di Perhutani, Jasinga.

AAP yang masih lugu hanya disuruh diam setiap kali menanyakan tujuan dan maksud Rizal. AAP yang bingung pun hanya bisa meminta pulang.

Namun, sesampai di areal Perhutani, Petak 17a RPH, Tenjo, Desa Pangaur, Jasinga, Kabupaten Bogor itu, Rizal malah menggerayangi dan merayu AAP untuk melakukan persetubuhan. Ia tak menghiraukan penolakan dan pemberontakan AAP.

AAP pun hanya bisa pasrah karena diancam akan ditinggal di hutan itu sendirian jika tak mau melayani nafsu Rizal.

Setelah melampiaskan hasratnya, sembari memakai pakaian masing-masing, Rizal meminta kepada AAP untuk tidak memberitahukan hal ini kepada keluarga mereka.

"Gimana nanti aja, omong sama mama atau enggak, pasti AAP ngomong sama mama," kata AAP pada waktu itu.

Rizal yang panik dan bingung pun memutuskan untuk menghabisi nyawa siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Mubarak, Jakarta Pusat itu.

Bermodalkan sebongkah batu gunung di dekat kakinya, AAP yang masih merapikan bajunya itu dihujam dari belakang oleh Rizal. Setelah terjatuh, sambil mengeluh kepalanya kesakitan, AAP menanyakan mengapa Rizal berbuat demikian.

Rizal yang gelap mata hanya menghantam AAP dengan batu berkali-kali di wajah hingga anak itu tak bernafas lagi.

Setelah memastikan AAP tewas, Rizal menggeser mayat dan batu itu sekitar tiga meter, dan membakar seragam AAP sebelum pulang ke Jakarta.

Sesampainya di Jakarta, Rizal pulang ke istri dan anaknya di Rusun Karet Tengsin, Jakarta Pusat, dan kembali beraktivitas seperti biasa.

Keluarga AAP yang juga tinggal di rusun itu menanyakan kepada Rizal keberadaan AAP. Kepada ibu AAP, Rizal hanya menjawab tidak tahu.

Setelah mayat AAP ditemukan dan divisum, Rizal yang takut perbuatannya terendus segera memboyong istri dan anaknya untuk pindah ke Pandeglang, Banten. Hingga sebulan kemudian, 24 November 2015, polisi membekuk Rizal dan menetapkannya sebagai tersangka pembunuhan AAP.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com