Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Diingatkan soal Penggusuran, Ahok Disebut Taufik Pemimpin "Budek"

Kompas.com - 03/10/2016, 13:41 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik menjelaskan, gugatan kelompok atau class action yang diajukan warga Pasar Ikan terhadap Pemprov DKI merupakan hal yang wajar. Taufik mengatakan, gugatan tersebut merupakan bentuk perlawanan warga Pasar Ikan karena diperlakukan semena-mena oleh Pemprov DKI.

Diketahui bahwa pada pertengahan April 2016, Pemprov DKI membongkar permukiman warga di Pasar Ikan dengan alasan revitalisasi kawasan Sunda Kelapa. Selain itu, diikutkannya anggota polisi dan TNI dalam penertiban, kata Taufik, memperlihatkan bahwa institusi yang menjaga keamanan negara tidak pro-rakyat.

"Hak publik, masyarakat (mengajukan gugatan class action) ketika dilakukan semena-mena, tidak sesuai aturan dan undang-undang, dan kemudian merasa dirugikan," ujar Taufik di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).

Sebelumnya, kehadiran Taufik di PN Jakarta Pusat untuk menghadiri sidang suap reklamasi yang menimpa mantan anggota DPRD DKI Jakarta yang juga merupakan adiknya, Mohamad Sanusi.

Taufik menambahkan, seharusnya Pemprov DKI bisa melakukan penertiban dengan cara yang manusiawi seperti yang dilakukan Gubernur DKI sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi). Taufik menilai Jokowi bisa memindahkan warga di kawasan Waduk Pluit tanpa kericuhan.

Taufik mengaku DPRD telah berulang kali mengingatkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok agar menggunakan cara-cara yang manusiawi dalam penggusuran. Hal itu tidak pernah ditanggapi Ahok.

"Kami sering sekali mengingatkan gubernur, tapi gubernur sekarang ini kan suka menyalahi aturan. Dia (Ahok) bukannya seperti budek (tuli) lagi, tapi dia pemimpin yang budek," ujar Taufik. (Baca: Komnas HAM Sudah Peringatkan Pemprov DKI untuk Tangguhkan Penggusuran Bukit Duri)

Pada Senin siang, sejumlah warga Pasar Ikan bersama aktivis perempuan Ratna Sarumpaet dan LBH Jakarta mengajukan gugatan class action terhadap Pemprov DKI, Pemkot Jakarta Utara, Polri, dan TNI.

Isi gugatan tersebut yaitu menuntut keempat instansi itu memberikan ganti rugi terhadap penertiban yang telah dilakukan. Permukiman warga Pasar Ikan dibongkar Pemprov DKI pada pertengahan April 2016. (Baca: Anies Ingin Penggusuran Permukiman Warga Gunakan Cara Jokowi)

Kompas Video Penertiban Bukit Duri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com