JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni mengatakan, dirinya mengetahui cara untuk menata pedagang kaki lima (PKL) yang mengokupasi trotoar dan bahu jalan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Saya dulu pernah Wali Kota Jakarta Pusat kok. Jadi saya tahu betul cara mengelola ini," ujar Sylvi di Pasar Tanah Abang, Jumat (18/11/2016).
Sylvi menuturkan, penataan PKL di trotoar dan bahu jalan harus dilakukan dengan dialog yang baik. Dengan demikian, akan ada win-win solution antara Pemprov DKI Jakarta dan para PKL tersebut. Sylvi menceritakan pengalamannya menata Pasar Kwitang dengan berdialog bersama para pedagang.
"Inget enggak waktu saya wali kota beresin Pasar Kwitang di mana Pasar Senen dengan ikhlas menyiapkan satu tempat di Lantai 4 Blok F sampai dua tahun gratis, Thamrin City juga. Jadi penjual buku di Kwitang yang sampai tumpah ke jalan itu bisa selesai," kata dia.
Menurut Sylvi, penataan PKL bukan persoalan yang sulit. Sebabnya, penataan yang dilakukan bersifat partisipatif dengan mengedepankan dialog.
Selain itu, lanjut Sylvi, penataan dan pengelolaan juga harus dilakukan secara kontinyu. Pengawasan PKL harus dilakukan secara intensif.
"Bukan hanya sesaat ketika diomelin, ketika pejabat datang, selesai. Tapi kemudian terus berjalan," ucap Sylvi. (Baca: Tak Jera, PKL Tanah Abang Kembali Okupasi Trotoar)
Pengawasan juga harus melibatkan beberapa pihak, bukan hanya Pemprov DKI. Sylvi menyatakan, para pedagang dan masyarakat juga harus turut mengawasi secara kontinyu.
"Tiga bulan sekali duduk, dialog. Saya pikir selesai persoalannya, bukan anget-anget tai ayam, kemudian setelah ngeberesin, udah gitu yang ngeberesin naik pangkat, pejabat yang lebih tinggi, selesai, enggak gitu," tuturnya.