JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menceritakan pengalamannya saat ditolong Palang Merah Filipina. Sumarsono mengatakan, tahun 1989 terjadi aksi people power di Filipina yang membuat pemerintahan saat itu menjadi kaos.
Ketika itu, Sumarsono tengah mengambil studi di salah satu kota di Filipina. Saat kerusuhan terjadi, Sumarsono dan beberapa pelajar lainnya terjebak di kota tersebut selama beberapa hari, sementara persediaan makanan semakin menipis.
Sumarsono dan pelajar lainnya mencoba untuk keluar dari kota. Namun, hal itu sulit dilakukan karena kerusuhan yang juga menggunakan senjata api masih terus terjadi.
"Saya pernah sekolah di Filipina, dari atas digempur semua," ujar Sumarsono saat menghadiri Musyawarah Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).
Sejumlah cara dilakukan oleh pemerintah Fillipina untuk mengeluarkan para pelajar. Namun, hasilnya sia-sia. Di tengah kesulitan itu, akhirnya pemerintah menggunakan mobil ambulans milik Palang Merah Filipina untuk mengangkut para pelajar.
Dalam perjanjian internasional, lanjut Sumarsono, palang merah merupakah pihak netral yang tidak boleh diserang oleh pihak manapun.
"Semua mobil enggak ada yang bisa lewat, enggak ada yang berani lewat. Tapi atase di sana pintar, datang dengan mobil ambulans, lewat enggak ada masalah," kata Sumarsono.
Sumarsono menyampaikan apresiasinya kepada Palang Merah Indonesia yang juga telah berkontribusi menolong banyak orang ketika bencana terjadi di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.