JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Sandiaga Uno meyakini penempatan petugas penjaga atau "marshal" di dalam angkutan kota di Jakarta bisa mencegah terjadinya tindak kejahatan.
Pernyataan ini dilontarkan Sandi untuk menangapi aksi penyanderaan seorang ibu dan anak di dalam angkot yang terjadi di Buaran, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2017).
"Kita melihat bahwa aksi kriminal dan kekerasan, termasuk di transportasi umum sudah semakin merajalela. Karena itu kita menggagas akan ada satu marshal yang dilengkapi body cam dan hot button," kata Sandi di Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/4/2017).
Menurut Sandi, keberadaan marshal dan perangkat seperti body cam dan hot button dapat mencegah tindak kriminal dan pelanggaran lainnya, seperti tindak asusila dalam angkutan umum.
"Kalau keadaan darurat, hot button-nya bisa dipencet agar bisa segera dapat pertolongan," ujar Sandi.
Kasus penyanderaan di dalam angkot di di Buaran bermula saat pelaku, Hermawan (28) naik angkot di depan Kantor Perumnas III. Saat di dalam angkot, Hermawan tiba-tiba menodongkan senjata tajam kepada penumpang dan meminta ponsel, kalung, serta gelang diberikan kepadanya.
Baca: Cerita Heroik Polantas yang Gagalkan Aksi Penodongan di Dalam Angkot
Hermawan menodongkan senjata tajam ke leher Risma Oktaviani (25) yang tengah menggendong anaknya DI (1). Pada saat bersamaan, anggota Satlantas Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto melintas.
Sunaryanto sempat bernegosiasi selama 30 menit dengan Hermawan. Saat melihat Hermawan lengah, Sunaryanto pun menembak lengan kanan Hermawan untuk melumpuhkannya dan kemudian diringkus.