Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grab Yakin Sistem "Nebeng" Mampu Kurangi Kemacetan Jakarta

Kompas.com - 24/05/2017, 19:04 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan transportasi berbasis aplikasi online, Grab meluncurkan sebuah program baru yang diharapkan dapat membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengurangi kemacetan.

"Hari ini meluncurkan layanan carpooling sosial roda empat pertama kami di Indonesia yaitu GrabHitch (Nebeng) Mobil," ujar Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Karamadibrata kepada Kompas.com, Rabu (24/5/2017).

Ridzki mengatakan, minat pembelian kendaraan roda empat yang digunakan untuk mengangkut penumpang layanan ojek online menjadi alasan dasar digagasnya program ini.

"Di Jakarta terdapat lebih dari 3 juta mobil penumpang pada 2014 dengan pertumbuhan sekitar 8,75% per tahun," kata Ridzki.

Menurutnya, pemesanan 1 unit mobil dalam layanan ojek online kadang-kadang menjadi mubazir jika jumlah pemesan jauh lebih sedikit dari kapasitas mobil sebenarnya.

"Layanan ini akan membantu mengurangi jumlah mobil berpenumpang tunggal yang melakukan perjalanan menuju dan dari pusat kota setiap harinya dengan mendorong semakin banyak orang untuk bepergian bersama dalam satu kendaraan," ucap dia.

Ridzki menjelaskan, layanan ini dirancang untuk para komuter reguler yang memiliki tempat duduk ekstra di mobilnya untuk menjemput teman seperjalanan yang memiliki rute atau tujuan yang sama.

"Sehingga setiap mobil berpotensi untuk turut serta dalam upaya mengurangi masalah kemacetan dan polusi udara di Jakarta, serta memenuhi permintaan akan tumpangan yang terus meningkat setiap harinya," ucapnya.

Baca: Kekhawatiran Grab Indonesia terhadap Pembatasan Kuota Taksi "Online"

 

Seperti diketahui, minat warga Jakarta dan kota-kota besar lainnya untuk menggunakan layanan ojek online memang tergolong tinggi. Minat menjadi driver ojek online pun menjadi meningkat.

Hal ini menyebabkan daya beli kendaraan roda dua maupun roda empat di Jakarta semakin tinggi setiap harinya dan semakin memenuhi ruas-ruas jalan di ibu kota, terutama pada jam-jam sibuk.

Kompas TV Penyedia layanan taksi online Grab dikabarkan mendapat suntikan dana senilai Rp 20 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com