Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Polisi Temukan Pengemudi Perahu yang Bawa Sabu 1 Ton

Kompas.com - 14/07/2017, 19:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Pihak kepolisian mengalami kesulitan untuk menangkap pengemudi perahu yang membawa sabu sebanyak 1 ton di dermaga eks Hotel Mandalika, Serang, Banten pada Kamis (13/7/2017).

Sampai saat ini, pengemudi perahu juga belum teridentifikasi jelas. Hal itu diungkapkan Ajun Komisaris Rosana Albertina Labobar.

Ia adalah salah seorang anggota Tim Gabungan Satuan Tugas Merah Putih yang terlibat operasi menggagalkan upaya penyelundupan sabu dari China melalui Dermaga eks Hotel Mandalika.

"Kan kita sudah mencoba cari. Tapi perahunya kecil dan enggak ada lampunya," kata Rosana saat ditemui di Mapolresta Depok, Jumat (14/7/2017).

Baca: Begini Proses Mengungkap Penyelundupan Sabu 1 Ton dari China

Menurut Ocha, sapaan Rosana, kondisi sekitar lokasi yang gelap makin mempersulit ia dan rekan-rekannya untuk menangkap pengemudi perahu.

"Mesinnya cuma satu dan itu gelap, jadi dicari enggak ketemu. Apalagi di situ banyak jalan tikusnya," ujar Ocha.

Sabu 1 ton dari China dibawa ke Indonesia melalui jalur laut. Sabu kemudian diturunkan dari kapal besar ke perahu kecil. Penggunaan perahu kecil sempat mengecoh Ocha.

Pada awalnya, Ocha mengira kapal yang digunakan adalah kapal jenis speed boat ataupun kapal kayu yang berukuran besar.

Menurut Ocha, kondisi bibir pantai yang curam menyulitkannya untuk melihat langsung ke arah dermaga. Sehingga mengharuskannya berpindah posisi dari tempatnya semula.

Baca: Cerita Polwan Tiarap Berjam-jam Mengintai Penyelundupan 1 Ton Sabu dari China

Setelah berpindah posisi itu, Ocha baru bisa melihat kapal yang digunakan untuk mengangkut sabu adalah sampan kecil yang hanya memiliki satu mesin.

"Sampan kayak yang ada di Kalimantan, yang buat orang jualan. Enggak ada sayapnya," terang Ocha.

Ocha menuturkan pada saat dirinya baru menyadari jenis kapal yang digunakan itulah, perahu yang digunakan untuk mengangkut sabu bertolak pergi dari dermaga.

Ocha kemudian melapor ke pimpinan tim untuk menunggu perintah. Saat itu, belum ada aba-aba untuk melakukan penyerangan.

Halaman:



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com